Jumat, 10 September 2021

Ada Vaksin Covid-19 Gratis di RSUD R.A. Basoeni

ilustrasi
www.kemlagi.desa.id - RSUD Raden Achmad Basoeni mengadakan poli vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua yang berlokasi di Jalan Raya Gedeg No.17, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 

Tak tanggung-tanggung, terdapat tiga jenis vaksin Covid-19 yang disediakan dalam pelayanan vaksin ini antara lain Sinovac, AstraZeneca, dan Moderna. 

Sama seperti pada umumnya, terdapat syarat dan ketentuan yang harus dilengkapi untuk mendapatkan vaksin Covid-19. 

Peserta hanya perlu membawa kartu identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK). Sementara itu, bagi Anda yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama, diharuskan untuk membawa kartu vaksin dosis pertama saat berada di lokasi. 

Kabar baik bagi Anda yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama tapi bukan di RSUD R.A. Basoeni, Anda bisa mendapatkan suntikan dosis kedua di rumah sakit tersebut. Namun, Anda perlu memperhatikan pada kriteria interval penyuntikan vaksin pertama dengan kedua. 

Vaksinasi ini dijadwalkan setiap hari Senin hingga Kamis mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB selama vaksin Covid-19 masih tersedia. 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran vaksinasi Covid-19 di RSUD R.A. Basoeni, peserta dapat menghubungi ke nomor 0831-1775-9273 (Dwiana) atau 0813-3282-3730 (Maria Ratna). 

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per tanggal 6 September 2021 pukul 12.00 WIB, situasi Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan kasus aktif sebanyak 9.248 dengan akumulasi 146.271 kasus aktif. 

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan sebanyak 208.265.720 warga untuk divaksinasi. Untuk dosis pertama, Indonesia sudah melakukan vaksinasi sebanyak 67.155.353 dan diikuti dengan 38.472.091 untuk dosis kedua.

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Wacana Penurunan Dana Desa di 2022 Diharapkan Tak Berimbas Pada Pembangunan Desa

ilustrasi
www.kemlagi.desa.id - Anggaran Dana Desa tahun 2022 diwacanakan akan terkontraksi menjadi Rp 68 triliun dari sebelumnya Rp 72 triliun. 

Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan, memang terjadi perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) terutama dana desa. 

Namun dengan adanya penurunan dana desa tahun depan tak menghalangi desa untuk tetap meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan warga desa. 

Secara mendasar pembangunan desa tak hanya bergantung pada anggaran dana desa. Yustinus menyebut masih terdapat skema lain yang dapat digunakan untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan di desa. 

"Jangan terpaku pada dana desa tapi hubungan-hubungan lain yang lebih kuat baik dengan skema ada DAK, DID, DAU, yang penting tidak tumpang tindih tetapi konvergen saling memperkuat," jelas Yustinus dalam Webinar yang disiarkan Fitra TV, Selasa (7/9). 

Wacana penurunan dana desa mempertimbangkan kemampuan keuangan negara. Dimana selain terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 di tahun depan, juga terdapat beberapa indikator lainnya. 

"Ada beberapa hal sekarang dilakukan, upaya terus peningkatan kualitas kebijakan dana desa di 2022 supaya tata kelola lebih kuat APB desa lebih baik dengan pendekatan sistem termasuk sinkronisasi kebijakan dengan penggunaan dana desa ini," imbuhnya. 

Meski demikian Kementerian Keuangan dapat memastikan bahwa target SDGs desa akan terus didorong agar tercapai tepat waktu. 

Pemerintah pusat juga mendorong adanya prioritas dari dana desa untuk memperbaiki kelembagaan dan manajemen Bumdes. Dimana Bumdes akan jadi buffer penting bagi perekonomian desa. 

"Program pendampingan Bumdes akan terus dilanjutkan oleh kementerian keuangan dengan harapan ini akan menjadi sarana transformasi bagi desa," jelasnya. 

Pada dasarnya penurunan dana desa terjadi karena tahun depan pemerintah kasih mengalokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19. 

Serta berkaca pada penyerapan dana desa semester satu ini dinilai masih belum optimal. Adapun penyaluran dana desa sampai semester satu tahun anggaran 2021 masih lebih rendah atau -32,25% dibandingkan periode yang sama pada tahun anggaran sebelumnya. 

Meski demikian hingga saat ini RAPBN masih terus berproses, artinya masih akan terbuka mengenai masukan terhadap alokasi dana desa tahun depan. 

"Ini masih terbuka diskusi, kita akan bahas. Pada intinya pusat-daerah terus mendukung desa supaya semakin maju semakin mandiri dan sejahtera," ungkapnya. 

Dikabarkan  oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi