Jumat, 05 Maret 2021

Pemerintah Mengapresiasi Peran Penting Posko Desa/Kelurahan dalam Penanganan Covid-19 Nasional


www.kemlagi.desa.id - Satgas Penanganan Covid-19 menilai, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro tingkat desa dan kelurahan efektif menekan penyebaran Covid-19. 

Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan, elemen yang berperan mempekuat PPKM mikro adalah Posko Covid-19 tingkat desa/kelurahan. 

Menurut Wiku, sekarang sudah ada 22.832 Posko Covid-19 Desa/Kelurahan yang tersebar di 32 Provinsi. Posko Covid-19 paling banyak ada di Jawa Barat dengan 6.873 posko. 

Kemudian, Jawa Tengah 6.475 posko, dan Jawa Timur 4.216 posko. Berdasarkan data, sampai tanggal 4 Maret 2021, posko-posko Covid-19 desa/kelurahan sudah melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, dengan total lebih dari satu juta laporan. 

Lalu, Posko Covid-19 Desa/Kelurahan juga melakukan kegiatan pembagian masker dengan lebih dari 200 ribu laporan, serta penegakan disiplin lebih dari 130 ribu laporan. 

“Saya berikan apresiasi seluruh provinsi yang telah berupaya mengkoordinasikan daerahnya hingga ke tingkat desa dan kelurahan, sehingga posko yang berfungsi sebagai pelaksana PPKM mikro, dapat terbentuk dan berjalan dengan baik,” ujarnya di Jakarta, Kamis (4/3/2021). 

Dari seluruh provinsi, posko di daerah Jawa Barat tercatat paling banyak melaporkan kinerjanya, dengan total lebih dari 300 ribu laporan. 

Selanjutnya, posko daerah Banten sekitar 200 ribu laporan kinerja, dan DI Yogyakarta lebih dari 170 ribu laporan kinerja. 

Di dalam laporan kinerjanya, Posko Covid-19 antara lain memberikan teguran pada kegiatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan seperti pesta pernikahan, rapat dan kegiatan keagamaan. 

Karena efektivitas Posko Covid-19 tingkat desa dan kelurahan, Satgas Penanganan Covid-19 berharap makin banyak posko, khususnya di daerah dengan tingkat penyebaran Virus Corona yang tinggi. 

Sekadar informasi, pembentukan Posko Covid-19 Desa/Kelurahan merupakan inisiasi Pemerintah Pusat untuk mendukung kebijakan PPKM skala mikro di Jawa-Bali. Posko Covid-19 Desa/Kelurahan punya empat fungsi. 

Pertama, fungsi pencegahan yang terdiri dari sosialisasi, penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan pakai sabun), serta pembatasan mobilitas. 

Kedua, fungsi penanganan terdiri dari kegiatan 3T (testing, tracing, treatment), penanganan dampak ekonomi (Bansos, BLT Dana Desa), dan layanan masyarakat. 

Ketiga, fungsi pembinaan yang terdiri dari penegakan disiplin dan pemberian sanksi. 

Lalu yang keempat, fungsi pendukung terdiri dari pencatatan dan pelaporan, logistik, dukungan komunikasi dan administrasi. 

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Rabu, 03 Maret 2021

Setahun Covid-19 di Indonesia, 16 Daerah di Jatim Zona Kuning


www.kemlagi.desa.id - Sebanyak 16 daerah di Jawa Timur masuk kategori zona kuning atau berisiko rendah terhadap penularan kasus Covid-19, sedangkan 22 kabupaten/kota lainnya masih berstatus zona oranye atau berisiko sedang.

"Tepat setahun pandemi Covid-19 di Indonesia, sesuai data Gugus Tugas Nasional per hari ini, di Jatim terdapat 16 daerah atau 42 persen zona kuning," ujar anggota Satgas Kuratif Covid-19 Jatim dr. Makhyan Jibril ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (2/3/2021). 

Ke-16 daerah yang masuk status zona kuning itu adalah Bangkalan, Sumenep, Kota Probolinggo, Malang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Tulungagung, Bojonegoro, Mojokerto, Sampang, Pamekasan, Lumajang dan Kabupaten Lamongan. 

Sementara 22 daerah kategori zona oranye adalah Kediri, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kota Kediri, Sidoarjo, Madiun, Gresik, Kota Pasuruan, Banyuwangi, Tuban, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Nganjuk, Ngawi, Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Kota Blitar, Blitar, Kota Madiun, Pacitan serta Kabupaten Jombang. 

Menurut dr. Jibril, hasil tersebut menunjukkan kerja sama efektif berbagai pihak, seperti aparat yang melakukan penegakan hukum, pemerintah yang melakukan program penanggulangan dan pengendalian, serta masyarakat yang menjalankan protokol kesehatan. 

Selain itu, peran-peran dari tokoh agama maupun tokoh masyarakat yang tak pernah berhenti melakukan sosialisasi dan imbauan juga sangat membantu, termasuk media massa yang selalu bersama-sama berupaya memerangi Covid-19. 

Tak itu saja, hasil dari program pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro juga disebutnya sangat membantu upaya penanggulangan Covid-19, seperti program beberapa pembatasan aktivitas serta kampung tangguh. 

Berikutnya, adanya vaksinasi, terutama selesainya terhadap sasaran petugas kesehatan dan sebagian lanjut usia (lansia) menjadi salah satu faktor keberhasilan Jatim keluar dari zona merah atau berisiko tinggi. 

Terhadap penyintas pasien Covid-19 di Jatim, tim gugus tugas juga mengucapkan apresiasinya karena se-Tanah Air menjadi yang paling banyak menyumbangkan donor plasma konvalesen atau sekitar 42 persen. 

"Ini adalah sinergitas dan prestasi bersama karena semua pihak bergerak," ucap dokter muda lulusan S2 di bidang healthcare enterpreneurship di University College London, Inggris tersebut. 

Kendati demikian, ia mengimbau kepada seluruh pihak untuk tidak lengah dan lalai terhadap penerapan protokol kesehatan, meski sebagian wilayah di Jatim sudah memasuki zona kuning.

"Ingat saat Oktober tahun lalu, di Jatim zona kuningnya sudah mencapai 62 persen, tapi tiba-tiba di akhir tahun melonjak, bahkan sampai delapan daerah sempat berstatus zona merah lagi sampai awal tahun 2021. Ini harus dihindari dan tekad sampai ke zona hijau atau tak berisiko semakin kuat," kata dia. 

Sementara itu, situasi Covid-19 di Jatim berdasarkan data nasional per pukul 16.00 WIB hari ini, secara kumulatif terkonfirmasi sebanyak 130.212 pasien.

Rinciannya, yang dirawat jumlahnya 3.340 orang atau 2,56 persen, lalu konfirmasi sembuh mencapai 117.693 orang atau 90,39 persen dan konfirmasi meninggal dunia sebanyak 9.179 orang atau 7,05 persen.

Dikabarkan oleng Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi