Jumat, 12 September 2014

Kisah seorang Pelaut yang gagah berani

ilustrasi
www.belajarforexpro.com Pada jaman dahulu kala, ada seorang pelaut muda yang bernama Arthur. Sehari-harinya Arthur hidup miskin dengan ayahnya karena ibunya telah lama meninggal. Selama ini Arthur hanya menggantungkan hidupnya dari mencari ikan di laut. Hasil dari mencari ikan hanya cukup untuk biaya hidup dan kalaupun berlebih, sisanya yang sangat sedikit itu berusaha ia tabung sebisanya.

Ayah Arthur tidak lama ini sakit keras dan membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit. Hal ini membuat Arthur menjadi sangat sedih karena tidak dapat membantu Ayah yang sangat dicintainya itu. Dalam keputusasaannya, ia pergi ke kedai minum dan berusaha melupakan dengan cara minum minuman keras hingga mabuk.

Saat sedang minum, ada teman baiknya, Marley, si pembuat kapal yang handal, kebetulan lewat dan heran melihat Arthur yang tidak pernah menyentuh minuman keras sedang minum-minum dengan mimik sedih. Marley mendatanginya dan menanyakan mengapa Arthur terlihat sedih.

Arthur menceritakan segala masalah yang sedang dihadapinya kepada temannya itu. Marley yang mendengar hal tersebut berusaha membantunya. Marley ingat bahwa Gubernur di kota tersebut baru-baru ini mengadakan sayembara bahwa siapapun yang dapat mengambil surat penting dari pejabat yang terletak di benua Eropa dalam waktu tidak lebih dari 6 bulan akan mendapatkan hadiah 3000 koin emas, jumlah yang lebih dari cukup untuk mengobati ayah Arthur.

Mendengar hal itu Arthur merasa pesimis karena ia tidak memiliki pengalaman dan keahlian untuk berlayar jauh dan tidak memiliki kapal untuk mengarungi samudra dengan ombak yang besar. Lagipula adalah mustahil untuk berlayar ke benua Eropa dalam waktu 6 bulan.

Setelah berpikir sejenak, Marley menceritakan rahasia masa lalunya, bahwa dahulu di masa mudanya, ia adalah anak buah bajak laut Blackbeard yang tersohor. Ia menambahkan bahwa benua tersebut dapat dicapai dalam waktu kurang dari 6 bulan asalkan tahu rute singkatnya dan hanya bisa dicapai melalui jalur tengkorak. Jalur tengkorak adalah jalur melewati perairan berbahaya dengan banyak karang tajam, melewati perairan dangkal, dan ombak yang besar. Konon 95% kapal yang melewatinya hilang di jalur tersebut karena karam terhantam karang tajam atau hilang ditelan ombak.

Sambil menenangkan Arthur, Marley mengatakan bahwa ia sanggup membantu menyiapkan kapal dan memandunya melewati jalur tengkorak untuk memenangkan sayembara tersebut. Dengan kapal bekas yang dimilikinya di dermaga dan bantuan tabungan uang dari Arthur, Marley akhirnya dapat merenovasi kapal tersebut agar dapat mengarungi perairan dalam. Dua minggu kemudian setelah semuanya siap, mereka memulai ekspedisi pelayaran dengan dibantu beberapa awak anak buah Marley.

Arthur dengan pengalaman berlayar yang minim, mau tidak mau harus belajar banyak dari Marley tentang cara membaca arah mata angin, menggunakan teropong untuk mengamati topografi pulau-pulau disekitarnya, dan membaca peta laut yang membantu navigasi ke benua Eropa. Marley hanya dapat menjelaskan secara lisan karena matanya telah rabun dan tidak dapat melihat jauh dengan jelas.

Kadang kala, Arthur yang belum berpengalaman terlambat menyadari bahwa ada karang tajam yang menghadang, sehingga kapal mereka terkena karang dan harus diperbaiki. Dari kesalahan-kesalahan ini dan seiring berjalannya waktu, Arthur menjadi semakin mahir dalam dunia pelayaran meskipun di saat-saat awal ia hampir putus asa karena jalur tengkorak sangat sulit untuk pelaut pemula sepertinya. Satu-satunya hal yang memicu semangatnya adalah ketika teringat ayahnya yang sakit di rumah.

Tidak terasa, 3 bulan telah berlalu dan Arthur telah menjadi seorang pelaut yang cukup mahir mengatasi segala halangan di laut berkat bimbingan dari Marley. Tidak lama kemudian, setelah sampai di benua Eropa mereka segera menyampaikan pesan dari Gubernur kepada pejabat setempat yang ternyata merupakan teman baik Gubernur mereka. Dan setelah beramah tamah, mereka segera pamit kepada pejabat tsb dengan membawa surat penting yang dimaksud. Sang pejabat juga memberikan hadiah koin emas yang cukup digunakan untuk membeli kapal baru setelah menjual kapal lama mereka.

Dengan kapal baru yang lebih cepat dan pengetahuan / pengalaman berharga yang telah dimilikinya, Arthur dapat kembali ke kota mereka di benua Amerika dalam waktu hanya 2,5 bulan. Dan sekarang Arthur menjadi semakin yakin bahwa ia dapat berlayar melewati jalur tengkorak tanpa bantuan Marley lagi karena ia pernah mengalami kejadian yang paling buruk sebelumnya dan dapat menyelesaikannya dengan baik.

Akhirnya iapun sadar mengapa banyak pelaut yang gagal melewati jalur tengkorak. Ia tahu para pelaut itu tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup, bermodalkan nekad tanpa perhitungan, dan teknik berlayar yang benar. Mereka tidak mampu untuk mengamati dan menterjemahkan tanda-tanda alam bahwa sebentar lagi akan ada badai ataupun ada karang tajam di depan.

Gubernur kota mereka sangat berterima kasih karena surat perjanjian penting tersebut diterimanya dalam waktu kurang dari 6 bulan. Dan sesuai janjinya ia memberikan $3000 koin emas. Sebagai rasa terima kasihnya, Arthur memberikan $1000 koin emas kepada Marley dan sisanya ia gunakan untuk mengobati ayahnya dan sebagai modal berbisnis ekspedisi cepat.

Lambat laun usaha Arthur berkembang semakin pesat karena ia telah benar-benar menguasai jalur tengkorak dan setiap order selalu dapat dipenuhi dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan pesaingnya. Arthur sekarang telah menjadi salah satu orang terkaya di kotanya dan hidup bahagia bersama ayahnya.

TAMAT

Minggu, 07 September 2014

RUU Pilkada cetak sejarah baru, pemerintah dan Demokrat berbeda

RUU Pilkada cetak sejarah baru, pemerintah dan Demokrat berbeda
SBY Rakornas Partai Demokrat.
Merdeka.com - Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) hampir memasuki tahap akhir dalam pembahasannya di DPR. Setelah digodok selama dua tahun lebih, pembahasan mengerucut kepada dua opsi yakni kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat seperti yang berjalan sekarang atau melalui DPRD.

Awalnya pemerintah ingin RUU ini mengatur bahwa kepala daerah tingkat gubernur dipilih secara langsung, namun untuk tingkat bupati dan wali kota dipilih oleh DPRD. Akan tetapi saat memasuki tahap akhir, pemerintah mengubah pandangan, pihaknya ingin pemilihan gubernur bupati dan wali kota ini dilakukan secara langsung dipilih oleh rakyat.

Sikap yang berubah-ubah juga terjadi oleh sejumlah fraksi di DPR pasca Pilpres 2014. Koalisi Merah Putih tiba-tiba kompak dukung kepala daerah dipilih melalui DPRD. Bahkan, menurut catatan merdeka.com, ini adalah kali pertama Partai Demokrat berbeda pandangan dengan pemerintah tentang sikapnya dalam pembahas UU di DPR. Sejarah baru ini tercipta di masa transisi pemerintahan.

Demokrat justru memilih opsi kepala daerah dipilih oleh DPRD, padahal partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini adalah bagian dari pemerintah.

Golkar, Gerindra, PKS, PPP dan PAN juga setuju kepala daerah dipilih lewat DPRD. Sementara yang ingin pilkada langsung hanya didukung oleh PDIP, PKB, Hanura dan pemerintah.

"Partai Demokrat mendukung pemilihan gubernur, bupati dan wali kota dipilih oleh DPRD sebagai representasi dari suara masyarakat. DPRD sebagai wakil yang dipilih secara langsung, bisa menjadi penyalur aspirasi masyarakat tentang siapa pemimpin yang diharapkan," kata Wakil Ketua Komisi II DPR yang juga Politikus Demokrat Khatibul Umam Wiranu, Jumat (4/9).

Khatibul menyatakan, dalam ketentuan konstitusi pelaksanaan Pilkada tidak diterangkan dilakukan secara langsung, melainkan hanya disebutkan dilakukan secara demokratis.

"Dalam UUD 1945 Pasal 18 ayat 4: 'Gubernur, Bupati, dan wali kota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis', di pasal ini tidak ada kalimat yang menyatakan bahwa Pilkada harus dilaksanakan secara langsung," tegas dia.

Sementara pemerintah menilai, Pilkada dilakukan secara langsung akan lebih efisien dan menghemat biaya. Sebab pada tahun 2015 nanti, Pilkada akan digelar serentak di tiga tingkatan sekaligus, gubernur, bupati hingga wali kota.

Rencananya RUU Pilkada akan memasuki tahap akhir pembahasan di Panja pada 9 dan 10 September nanti. Jika tak mencapai titik temu soal opsi yang diperdebatkan tersebut, maka mau tidak mau, RUU ini akan dibawa ke paripurna untuk diambil keputusan melalui votin.