Sabtu, 28 Desember 2019

Desa Teraman di Dunia, Taruh Uang di Pinggir Jalan Tak Hilang

www.kemlagi.desa.id - Pencurian, salah satu kejahatan yang banyak menimbulkan kekhawatiran. Apalagi jika pencurian dibarengi dengan aksi nekat pelakunya.

Tetapi, kejahatan tersebut tidak akan terjadi di Eibenthol. Desa indah yang terletak di Pegunungan Banatului, Rumania ini merupakan desa teraman di dunia.

Jangan harap dapat menemukan kantor polisi di desa ini. Sebab, masyarakat tak terlalu membutuhkannya.

Dikutip dari Siakapkeli, penduduk desa ini terkenal tenang dan saling menghormati. Tingkat kejahatan di desa ini sangat rendah, berbanding terbalik dengan kondisi rata-rata di Rumania.

Reputasi Eibenthal sebagai desa bebas pencurian berawal pada 1996. Sejak tahun itu hingga saat ini, penduduk selalu menggantungkan tas belanja dan uang di pagar depan rumah mereka.

Uang itu untuk membeli roti. Setiap kali lewat, pedagang roti lewat, mereka akan mengambil uang dan memasukkan roti beserta kembaliannya, ke dalam tas.

Meski tergantung di depan pagar, tidak ada orang yang berani mengambilnya.

 

 Awal Mula Bisa Aman

 

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Awalnya, toko-toko yang menjual barang kebutuhan penduduk tutup sejak revolusi 1989. Kondisi itu memaksa penduduk mencari bahan pangan ke desa sebelah yang jaraknya cukup jauh.

Kondisi itu membuat pengusaha roti prihatin. Akhirnya, disediakan layanan penghantaran roti dengan truk setiap dua hari sekali.

Suatu hari, tercetus ide dari seorang penduduk untuk meninggalkan catatan beserta uang di pinggir jalan. Yakin tidak akan hilang, cara tersebut akhirnya dipakai seluruh penduduk hingga saat ini.

" Kami tidak pernah punya masalah, sama sekali tidak, saya tidak pernah mendengar kabar kehilangan uang atau roti," ujar salah satu warga lansia desa tersebut.

Penduduk juga menghormati harta masing-masing. Mereka juga tidak pernah menjejakkan kaki ke halaman tetangga tanpa izin.

Ketika ada keperluan, mereka akan memanggil pemilik rumah dari depan pagar. Jika tidak ada jawaban, mereka akan pergi.


Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Kamis, 26 Desember 2019

"Outbound" Posyandu Lansia Desa Kemlagi Tahun 2019

Foto bersama para kader sebelum berangkat
www.kemlagi.desa.id - Istilah outbound sebetulnya sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Namun banyak diantara kita tidak mengetahui apa itu yang disebut dengan istilah ini.  Jika kita menilik dari Wikipedia, maka outbound atau disebut dengan mancakrida adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen dialam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif, karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan. Pendek kata bahwa outbound adalah sebuah program yang dilaksanakan diluar ruangan.

Kegiatan serupa pernah dilaksanakan di tahun 2017 yakni "Gathering" Posyandu Lansia Desa Kemlagi yang dilaksanakan di ekowisata Tanjungan.

Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2018 tentang Perioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019, yang salah satu prioritasnya adalah untuk mendukung pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar dibidang kesehatan lebih khusus lagi sub kegiatan posyandu lansia. Dan Pemerintah Desa Kemlagi di tahun 2019 ini mengganggarkan kegiatan outbound ini.

Posyandu Lansia di Desa Kemlagi terdapat 4 (empat) posyandu lansia sesuai jumlah RW (Rukun Warga) yang ada di Desa Kemlagi. Kegiatannya sendiri dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan sekali dan dilaksanakan dimasing-masing RW. 
Siap berangkat
Wisata Desa (WD) yang ada di Desa Randugenengan Kec.Dlanggu Kab.Mojokerto merupakan tempat yang dituju untuk kegiatan outbound ini. Dipilihnya lokasi ini karena masih berada diwilayah Kabupaten Mojokerto dan memang banyak bapak dan ibu lansia belum pernah ke tempat ini. Selain desa ini, maka ada desa lain yang dituju sebagai wisata kuliner yakni "Penthol Timbangan" yang ada di Desa Sumengko Kec.Jatirejo Kab.Mojokerto serta wisata budaya dengan mengunjungi patung "Budha Tidur" yang ada di daerah Trowulan Kab.Mojokerto.

Sebelum kegiatan outbound ini dilaksanakan, maka para Kader Posyandu Lansia sebelumnya sudah men-survey lokasi wisata desa agar dalam pelaksanannya nanti berjalan dengan lancar. Kegiatan survey ini lokasi ini juga sudah didokumentasikan dalam akun youtube Desa Kemlagi di https://www.youtube.com/watch?v=yvvJ530p0Fg&t=147s

Siap berangkat
Pagi itu hari Rabu, 25 Desember 2019 sekitar jam 08.00 WIB berangkatlah 11 (sebelas) kendaraan roda 4 (empat) yang terdiri dari 7 (tujuh) sepur kelinci/toya dan 4 (empat) minibus milik warga dan perangkat desa. Total jumlah bapak/ibu lansia ditambah dengan para keder dan juga perangkat desa adalah sekitar dua ratusan orang yang mengikuti pada kegiatan ini.
Senam bersama

Setelah sampai dilokasi wisata desa yang berada di Desa Randugenengan Kec.Dlanggu Kab.Mojokerto ini sekitar jam 09.30 WIB, para lansia langsung diajak untuk melakukan senam bersama (yang instrukturnya sudah menunggu sejak jam 07.00 WIB).
Permainan atau game
Acara dilanjutkan dengan permainan atau game yang dipandu oleh ibu Kepala Desa Kemlagi Nyta Apriantini bersama para kader yakni dengan permainan olah pikir dengan menyebutkan bunyi sila dari Pancasila, siapa nama Kades dan bu Kades Kemlagi serta siapa nama Sekdes dan bu Sekdes Kemlagi yang ditujukan kepada para lansia yang dipilih untuk naik keatas panggung.

Disamping permainan tersebut diatas, kegiatan yang tidak kalah pentingnya adalah tes kesehatan bagi mereka yang dilakukan oleh bidan desa bu Ratna Marlongen.

Kegiatan di wisata desa ini selesai sekitar jam. 12.00 WIB kemudian para lansia diajak untuk menuju desa yang terkenal dengan "Penthol Timbangan"-nya di Desa Sumengko Kec.Jatirejo Kab.Mojokerto. Tujuan dari mengunjungi lokasi ini adalah disamping mereka bisa berbelanja penthol, juga mereka bisa mencontoh cara membuatnya.

Acara dilanjutkan untuk menuju ke wisata budaya "Budha Tidur" di daerah Trowulan, namun sebelumnya para lansia diajak untuk menuju ke masjid atau mushollah melaksanakan shalat duhur.
Patung Budha Tidur
Setibanya di lokasi "Budha Tidur" rombongan para lansia ini disambut dengan hujan rintik-rintik yang membuat suasana menjadi lebih sejuk. Semangat mereka tak mau kalah dengan rombongan dari daerah lain yang meskipun hujan tetap mendekati lokasi patung "Budha Tidur" ini. Untuk menikmati keindahan patung ini, mereka tidak melewatkan kesempatan ini untuk ber-swafoto.

Azan untuk shalat ashar-pun bergema, maka sebelum melanjutkan perjalanan pulang, mereka terlebih dahulu melaksanakan shalat di mushalla yang telah disediakan di sekitar lokasi ini.

Kegiatan outbound ini secara visual bisa juga diakses melalui kanal youtube Desa Kemlagi di:https://www.youtube.com/watch?v=kX4sVmDUocQ&feature=youtu.be

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Senin, 23 Desember 2019

Startup-startup Untuk Pembangunan Desa

ilustrasi
www.kemlagi.desa.id - Bagi masyarakat desa tentunya masih asing dengan istilah yang namanya startup. Untuk itulah semoga dengan tulisan ini kita selaku masyarakat desa bisa memahami akan hal ini.

Pengertian Startup

Mengutip dari Wikipedia, perusahaan rintisan atau umum disebut (atau ejaan lain yaitu start-up), merujuk pada semua yang belum lama beroperasi.

Dengan kata lain, mayoritas perusahaan-perusahaan merupakan perusahaan yang baru saja didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.

Istilah startup kerap kali dihubung-hubungkan dengan perusahaan baru di bidang teknologi dan informasi. Mengapa demikian?

Ternyata alasannya adalah karena istilah startup menjadi populer secara internasional pada masa bubble dot-com (tahun 1998 hingga 2000), karena banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan pada periode tersebut.

Dengan demikian, banyak perusahaan yang memanfaatkan internet sebagai sarana mengembangkan bisnisnya hingga lahirlah bisnis startup itu.

Pembangunan Desa dan Startup

Dalam membangun sebuah desa tidaklah cukup peranan pemerintah saja, tapi juga perlu buah pikiran dan dorongan berbagai pihak, termasuk kini yang tengah digalakkan oleh pemerintah adalah startup. Kehadiran startup khususnya startup yang bergerak dalam lingkup pedesaan di industri 4.0 ini sangat berperan penting dalam usaha pemerintah dalam pemerataan ekonomi tanah air.

Dengan penggunaan teknologi yang sudah maju dikombinasikan dengan ide-ide segar yang dimiliki masing-masing startup maka kehadiran startup-startup diharapkan memberikan perubahan yang positif bagi desa yang menjadi mitranya.

Saat ini sudah mulai menggeliat bisnis-bisnis startup yang memfokuskan kegiatan pada pengembangan wilayah pedesaan, masing-masing startup memiliki produk atau jasa yang berbeda-beda sesuai dengan visi dan misi startup itu.

Salah satu startup yang bergerak dalam pengembangan desa adalah startup Abang Desa, pendirian startup yang berasal dari Kalimantan Barat ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas kurangnya akses pendanaan atau perbankan terhadap bisnis-bisnis di pedesaan sehingga bisnis di pedesaan cenderung stagnan padahal mereka memiliki potensi yang tidak kalah besar.

Startup Abang Desa ini bisa dibilang sebagai penghubung antara investor sebagai pemilik modal dengan pelaku usaha yang berada di desa dengan menggunakan internet sebagai medianya.

Bisnis yang dijalankan oleh Abang Desa ini bukan tanpa tantangan, dikarenakan kondisi pedesaan yang relatif jauh dari perkotaan ditambah dengan belum adanya akses internet yang masuk kedesa menjadi kesulitan tersendiri sehingga dampaknya terputusnya komunikasi antara investor dan para pelaku bisnis karena pelaku bisnisnya sendiri tidak bisa mengakses internet sebagai medianya.

Oleh karena itu startup Abang Desa menyiasatinya dengan menyediakan agen-agen yang ditempatkan pada setiap desa yang tidak bisa mengakses internet. Agen desa ini berfungsi sebagai pendamping dan membantu para pelaku bisnis di desa agar dapat akses permodalan dari investor di perkotaan, selain itu pula agen ini bertugas untuk mevalidasi dan memverifikasi data si pelaku bisnis agar bisa menentukan apakah pengaju pinjaman modal layak atau tidak mendapatkan pinjaman sesuai dari data yang di berikan.

Selain itu pula ada program pembangunan desa yang diselenggarakan oleh pemerintah, melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika, pemerintah menyelenggarakan program Solusi Broadband Desa Terpadu, program ini bekerja sama dengan para startup untuk membantu penyelenggaraan program ini.

Dasar program ini adalah pemecahan masalah untuk 4 kategori permasalahan yang harus dicari solusinya yaitu, mata pencaharian, layanan keamanan, layanan kesehatan dan layanan keamanan.

Tahap awal program ini adalah tiap startup harus memberikan ide-ide yang berisi solusi untuk kategori pilihannya, setelah itu tiap ide tersebut akan diseleksi kesesuaian dan kelayakannya. Startup yang terpilih akan diberikan pengarahan dan bimbingan dalam kegiatan bootcamp untuk menyempurnakan produk yang dimiliki sebelum ditempatkan di desa masing-masing.

Dari kedua contoh startup diatas bisa dikatakan bahwa perlu peran serta berbagai pihak agar program pengembangan desa dapat berjalan dengan lancar dan optimal. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dengan keterbatasannya yang ada, perlu ide-ide segar yang bisa didapatkan dari para startup agar permasalahan yang dihadapi dapat di selesaikan dengan solusi yang tepat sasaran.

Sedangkan para startup sendiri tidak bisa berjalan tanpa dampingan pemerintah sebagai regulator agar program yang dijalankan dapat berjalan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku. Dengan adanya kerjasama yang harmonis antara kedua belah pihak maka diharapkan akan memancing pertumbuhan startup sejenisnya.

Contoh beberapa startup yang sudah berjalan dan bersinergi dengan pedesaan adalah:
  1. Tanihub, bisa diakses di www.tanihub.com
  2. Sikumis, bisa dibuka di https://www.sikumis.com/
  3. Abangdesa, silahkan dibuka https://abangdesa.business.site/

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Minggu, 22 Desember 2019

BUMDes-pun Dapat Penghargaan dari Organisasi Internasional

Wahyudi Anggoro Hadi sebagai Kepala Desa Panggungharjo mewakili BUMDes Panggung Lestari menerima penghargaan ASEAN Rural Development and Poverty Eradication Leadership Award di Myanmar
www.kemlagi.desa.id - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panggung Lestari di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta menerima penghargaan The 4th ASEAN Rural Development and Poverty Eradication Leadership Award di Nay Pyi Taw, Myanmar (8/11).

ASEAN Leadership Award adalah penghargaan ASEAN bagi Civil Society Organization (CSO) dan Private Sector (swasta) yang dinilai telah berkontribusi bagi pembangunan perdesaan dan pengentasan kemiskinan.

Untuk tahun ini, yang merupakan penyelenggaraan ke-4, penerima penghargaan dari Indonesia adalah BUMDes Panggung Lestari. Wahyudi Anggoro Hadi sebagai Kepala Desa Panggungharjo mewakili BUMDes Panggung Lestari menerima penghargaan tersebut di Myanmar.

"Saya sangat bangga bahwa BUMDes Indonesia mendapatkan pengakuan di kawasan regional. Hal ini membuktikan pembangunan perdesaan di Indonesia telah diakui progressnya oleh negara-negara lain, setidaknya di kawasan regional ASEAN," ujarnya setelah menerima penghargaan.

Wahyudi juga mengharapkan penghargaan ini dapat memacu BUMDes-BUMDes lain di Indonesia untuk lebih inovatif.

"Harapannya melalui penghargaan ini bisa menjadi contoh bersama bagi BUMDes-BUMDes di desa-desa yang lain supaya dapat lebih meningkatkan inovasi dan performanya dalam mendukung terciptanya ketahanan perdesaan di Indonesia," terangnya.

BUMDes Panggung Lestari, dari Desa Panggungharjo, Bantul ini dinilai layak atas ASEAN Leadership Award karena aksi nyatanya melalui Rumah Pengelolaan Sampah (RPS).

Pengelolaan sampah di Desa Panggungharjo didasarkan pada dua perspektif, yaitu perspektif kesehatan lingkungan sekaligus perspektif bisnis (usaha), oleh karena itu pengelolaan sampah ini dilakukan oleh BUMDes.

"Pengelolaan sampah mempunyai beragam potensi yang jika dikelola secara optimal dapat menghasilkan manfaat ekonomi sekaligus lingkungan hidup," pungkasnya.

Sementara itu, penghargaan juga di dapat oleh PT Vale Indonesia untuk kategori Swasta/CSO. PT Vale Indonesia mendapat penghargaan berkat program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) yang mereka jalankan di sekitar wilayah operasi PT Vale Indonesia di sejumlah kawasan perdesaan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Kita Perlu Contoh Desa Mulyoagung Kec.Dau Dalam Mengelolah Sampah

Dua perempuan sedang memilah sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu
Reduce, Reuse, Recycle (TPSP 3R) Desa Mulyoagung Kec.Dau
www.kemlagi.desa.id - Dana desa tidak sepenuhnya bisa mendorong kemajuan desa. Justru, kemauan wargalah yang bisa memajukan desa.Itu terlihat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Silahkan baca juga Tata Cara Pengelolaan Sampah di Pedesaan

Warga sadar dana desa yang terbatas tidak bisa mereka harapkan sepenuhnya. Di Desa Mulyoagung, terdapat Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R) Mulyoagung Bersatu yang menjadi sumber penghasilan beberapa warganya.

TPST 3R itu memang mendapat bantuan dari dana desa, namun, jumlahnya sangat kecil. Dana operasional paling banyak justru bersumber dari masyarakat desa sendiri.

Lewat proses pengolahan sampah itu, masyarakat tak hanya menghilangkan bau sampah, tapi juga mendapatkan bahan bakar biogas dari gas metana. Gas ini kemudian dimanfaatkan menjadi sumber bahan bakar rumah tangga.

Gas metana tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan energi yang besar. Satu meter kubik gas metana setara dengan energi yang dihasilkan 0,48 kilogram gas elpiji.

Kepala Desa Mulyoagung Sumardi mengatakan, dana desa yang digunakan untuk menunjang pengelolaan sampah hanya untuk membeli tempat sampah serta perbaikan kendaraan pengangkut sampah.

Dana desa paling banyak digunakan untuk perbaikan saluran air di tiga dusun, yaitu Dusun Jetak Lor, Dermo, dan Jetis. Saluran air itu untuk mengantisipasi banjir dan sebagian lagi untuk kebutuhan hidup sehari-hari warga. Selain untuk saluran air, trotoar di sepanjang jalan raya Desa Mulyoagung juga dipasang paving.

Menurut Sumardi, gotong-royong masyarakat justru menjadi poin penting untuk kemajuan desa. Dengan hadirnya TPST 3R Mulyoagung Bersatu sejak 2011, puluhan warga bekerja di TPST 3R itu.
“Tapi, kalau misalkan warga mampu memperbaiki sendiri, mereka bisa mandiri.Dana desa terbuka jika mereka ingin mendapat bantuan,” kata Sumardi, Senin (11/4/2016).

Yang lebih penting lagi, kehadiran TPST 3R bisa mengurangi jumlah pengangguran di desanya. TPST 3R Mulyoagung Bersatu memiliki 22 petugas angkut sampah, 50 pegawai operasional TPST, tiga staf administrasi, tiga Linmas dan dua pengurus koperasi. Tenaga-tenaga itu berasal dari warga sendiri.

Salah satu warga yang bisa bekerja di situ adalah Sri Utami (50). Sri dulunya hanya bercocok tanam.
Penghasilannya pun hanya didapat saat panen. Setiap kali panen datang, penghasilannya tidak menentu.

Ia lantas bekerja di TPST 3R Mulyoagung bersatu sejak 5 tahun lalu. Di tempat baru, ia mendapat penghasilan tetap.

Rata-rata, pendapatannya Rp 1 juta hingga Rp 1,7 juta per bulan. Hal itu menolong Sri yang sejak lama ditinggal meninggal suami.

Kini, ia pun bisa menyekolahkan anak-anaknya dari penghasilan bekerja di TPST 3R Mulyoagung Bersatu.

“Saya senang bekerja di sini, bisa dapat gaji tetap perbulannya. Setiap tanggal 30 selalu gajian,” katanya.

Saat menjadi petani dulu, Sri hanya mendapat penghasilan sekitar tiga hingga empat bulan sekali. Sekalipun nilainya di atas gaji perbulan dari TPST 3R Mulyoagung Bersatu, tapi pendapat itu tidak ia dapat per bulan. Padahal, kebutuhan hidup tidak mesti empat bulan sekali.

“Saya sudah nyaman bekerja di sini,” tuturnya. Para pekerja di TPST 3R Mulyoagung bekerja mulai dari pukul 07.00 hingga 16.00.

Jika ada lembur, biasanya mereka pulang pukul 17.00. Mereka juga berhak mendapat tambahan intensif untuk jam lembur.

Uang operasional untuk TPST 3R Mulyoagung berasal dari iurang warga. Setiap bulan warga memberi iuran sesuai dengan kapasitas sampah yang dihasilkan.

Dari uang itu, TPST 3R mengelola keuangan untuk membuka koperasi dan menggaji pekerjanya. TPST 3R Mulyoagung juga menjual pupuk organik, lapak siap jual, pakan ternak, budidaya ikan dan tanaman toga.

Maka tidaklah heran kalau dana desa hanya memberi kontribusi kecil, karena warga telah mandiri untuk mengembangkan pengelolaan sampah di desa sendiri.

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi