Sabtu, 14 Agustus 2021

Kemensos Mulai Salurkan Bantuan Beras Bansos Tahap II

ilustrasi
www.kemlagi.desa.id - Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan beras bansos PPKM tahap II kepada 8,8 juta keluarga penerima manfaat, berupa paket 10 kilogram beras dengan melibatkan Perum Bulog dan PT Pos Indonesia. 

Pemerintah telah menyelesaikan penyaluran bantuan beras dalam rangka menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tahap I kepada 20 juta KPM. 

“Untuk tahap II, saya kira tidak ada masalah. Insyaallah dapat kami laksanakan dengan baik. Sebab, kami sudah ada pengalaman dan sinergitas pada penyaluran pada tahap II,” kata Sekretaris Jenderal Kemensos Hartono Laras dalam keteranganya, Jumat 13 Agustus 2021. 

Ia menyatakan bantuan beras PPKM disalurkan kepada 10 juta KPM PKH (Program Keluarga Harapan), 10 juta KPM BST (Bantuan Sosial Tunai) dan 8,8 juta KPM BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) non-PKH. 

Pada tahap I, bantuan beras PPKM disalurkan kepada 20 juta KPM, yakni kepada 10 juta KPM PKH dan 10 juta KPM BST. 

Selain bansos yang berbasis "cash transfer" seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Kartu Sembako, dan Bantuan Sosial Tunai (BST), Kemensos juga meluncurkan bantuan beras PPKM. 

"Penyaluran BSB (Bantuan Sosial Beras) untuk membantu memenuhi sebagian kebutuhan pokok masyarakat terdampak pandemi,” kata Hartono. 

Untuk penyaluran bantuan beras PPKM tahap II, kata dia, tidak ada persiapan khusus. 

“Sejauh ini,Kemensos telah menyerahkan data penerima bantuan yang berbasis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) kepada Kementerian Keuangan sebagai kuasa pengguna anggaran,” kata dia. 

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Rabu, 11 Agustus 2021

Satgas: Indonesia siapkan panduan hidup berdampingan dengan COVID-19

Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito
www.kemlagi.desa.id - Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa Indonesia sedang menyiapkan panduan untuk hidup berdampingan dengan COVID-19.

"Bukan hanya Indonesia yang tengah menyiapkan strategi jangka panjang menghadapi COVID-19, negara-negara lain dan organisasi internasional seperti World Bank dan WHO juga telah menyiapkan panduan, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi," ujarnya ujarnya dalam konferensi pers "Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia Per 10 Agustus 2021" dipantau via daring di Jakarta, Selasa.

Sebagaimana arahan Presiden, ia mengatakan saat ini masyarakat harus bersiap beradaptasi dengan situasi.

COVID-19 ini berpeluang akan hidup bersamaan dengan kita dalam waktu yang tidak sebentar," katanya.

Ke depannya, Wiku menambahkan, pemerintah akan senantiasa memantau kondisi secara aktual demi mengambil kebijakan yang tepat baik dalam hal penanganan kesehatan maupun pemulihan ekonomi.

"Untuk itu upaya terbaik yang bisa kita lakukan dalam menjalani dinamika yang ada adalah memaksimalkan berbagai upaya pengendalian secara paralel untuk upaya proteksi maksimal," tuturnya.

Sebelumnya, Kasubbid Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19, Koesmedi Priharto mengatakan, masyarakat harus dapat mempersiapkan diri untuk hidup berdampingan dengan COVID-19.

"Sampai saat ini tidak ada yang bisa memprediksi sampai kapan COVID-19 berakhir. Beberapa negara yang sudah buka 'lockdown', kembali lagi melakukan 'lockdown'. Maka sudah sewajarnya kita mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan COVID-19," katanya.

Menurut dia untuk dapat hidup berdampingan dengan COVID-19 maka masyarakat perlu membangun kehidupan normal baru yang dapat memutus penularan virus. Sebab, COVID-19 menular antarmanusia.

"Ketika perilaku kita tidak bisa mencegah cara penularannya maka angka kasusnya akan naik. Itu harus dipahami oleh masyarakat jangan semua diserahkan kepada pemerintah," katanya.

Ia mengatakan pemerintah sudah berupaya maksimal menangani pandemi COVID-19. Maka, masyarakat harus bekerja sama dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi