Selasa, 26 Februari 2019

Usung “Satu RW, Satu Inovasi”, Desa Jati Kulon Jadi Destinasi Studi Banding Desa

Salah satu sudut kampung di Desa Jati Kulon
www.kemlagi.desa.id - Dari 132 desa di Kabupaten Kudus, Desa Jati Kulon merupakan desa yang patut diperhitungkan. Berkat slogan “Satu RW, Satu Inovasi”, Desa Jati Kulon memiliki banyak praktik baik inovasi desa. Dalam jangka panjang, inovasi desa itu akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa Jati Kulon.

Desa Jati Kulon terletak di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Terhitung ada enam program inovasi yang diterapkan di desa dengan baik, yaitu Kampung Padang Bulan, Kampung Bunga Citra Lestari, Kampung KB, Kampung Industri, Kampung ASI, dan Kampung Sampah. Setiap tema terkonsentrasikan di satu Rukun Warga (RW) sehingga menjadi ciri khas wilayah tersebut.

Kampung Padang Bulan dikonsentrasikan di wilayah RW 1. Wilayah yang terdiri tujuh RT ini ditata secantik mungkin. Sejak dilaunching, penghijauan mulai digalakkan. Pemerintah Desa Jati Kulon mewajibkan setiap rumah untuk menanam pohon. Aneka bunga-bunga berwarna-warni terlihat indah menghiasi wilayah ini. Di sini juga ada taman seribu lampion sehingga Kampung Padang Bulan selalu “gemerlap” dan ramai dikunjungi setiap malam Minggu.

MAsyarakat desa memanfaatkan keramaian itu untuk melakukan kegiatan ekonomi. Ada aktivitas layaknya pasar malam saat malam Minggu tiba. Ada yang menyewakan mainan dan menjual jajanan tempo dulu. Sambil menikmati indahnya rembulan, masyarakat bisa wisata kuliner juga. Makanan yang dijual juga fresh dan aman dikonsumsi.

Selanjutnya, inovasi yang terpusatkan di wilayah RW 2, yakni Kampung Bunga Citra Lestari. Sebelum indah seperti sekarang, dulu dikenal sebagai wilayah yang kumuh dan menjadi daerah langganan banjir. Atas dasar itu masyarakat Desa Jati Kulon tergerak untuk mengubah citra itu. Sekarang, di sini sudah banyak sumur-sumur resapan. Saat musim penghujan datang, ketika banjir menerjang, air bisa cepat surut.

Inovasi selanjutnya yakni Kampung Keluarga Berencana (KB) yang terpusat di RW 3. Inovasi ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat agar bisa melakukan KB mandiri. Tanpa dipaksa, masyarakat sudah bisa mengatur jarak kehamilannya sendiri sehingga dapat memiliki anak-anak yang berkualitas.

Inovasi Kampung Industri terpusat di RW 4. Di daerah ini terhitung banyak perusahaan. Untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan, masyarakat berinovasi untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya. Ini dimaksudkan untuk menjadi filter udara kotor yang dihasilkan oleh pabrik. Dengan upaya semacam itu, masyarakat tetap mendapatkan udara yang bersih.

Inovasi Kampung ASI dipusatkan di RW 5. Pemerintah Desa Jati Kulon mewajibkan semua ibu untuk memberikan ASI esklusif kepada bayinya. Dalam menjalankan program ini, pihak desa dibantu oleh tim kesehatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Jati. Selain ASI, Pemerintah Desa Jati Kulon menaruh perhatian pada penurunan angka Balita stunting hingga mendekati angka nol.

Inovasi lainnya yakni Kampung Sampah. Wilayah RW 6 ini menjadi pusat pengelolaan sampah desa. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Jati Kulon mengelola cukup baik sampah di wilayah itu. Bahkan, dalam setahun sudah bisa menghasilkan omzet sekitar Rp 35 juta. Mereka mampu mengubah sampah dari masalah menjadi berkah.

Lewat inovasi ini Desa Jati Kulon menjadi tempat studi daerah lain. Sudah ada dua daerah yang melakukan studi banding tentang pengelolaan sampah. Kades se-Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan dan Tuban Sidoarjo. Desa Jati Kulon juga memiliki prestasi sebagai pemenang Posyandu Lansia Tingkat Jawa Tengah 2018.

Berkat inovasi, Desa Jati Kulon mampu mengangkat martabat masyarakatnya semakin tinggi. Ini adalah bukti nyata bagi Gerakan Desa Membangun Indonesia.


Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Senin, 25 Februari 2019

Mulai Beroperasinya Bank Sampah "Indah" Kemlagi Selatan

Penimbangan di Bank Sampah "Indah" Kemlagi Selatan
Sampah Membawa Berkah

www.kemlagi.desa.id - Pada hari Senin, 25 Februari 2019 merupakan hari yang bersejarah bagi Desa Kemlagi, bahwa pada hari itu merupakan awal beroperasinya bank sampah yang ada di Desa Kemlagi ditandai dengan mulainya kegiatan Bank Sampah "Indah" Kemlagi Selatan.
Ibu-ibu sedang antri untuk penimbangan barang yang di bawa
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Inspirasi Rumah Zakat di Desa Kemlagi dengan dihadiri oleh Bapak Kepala Desa, Petugas Bank Sampah dan para nasabah yang didominasi oleh ibu-ibu warga RW. 01 Kemlagi Selatan.
Pengurus bank sampah dengan disaksikan Bapak Kades, sedang memilah barang yang selesai ditimbang
Pada kegiatan permulaan ini ada sekitar 15 (lima belas) orang nasabah yang menabung di Bank Sampah "Indah" Kemlagi Selatan, meski masih banyak barang bekas yang belum dipilah-pilah, namun tidak mengurangi semangat para perngurusnya untuk melayani warga yang menabung di bank sampah ini, apalagi dengan kedatangan Bapak Kepala Desa Kemlagi, Abd. Wahab, SE yang turut serta menjadi petugas penimbang sampah.
Bapak Kades, Abd. Wahab, SE juga turut serta menjadi petugas penimbang
Rupanya ada beberapa warga atau nasabah yang mengetahui harga salah satu barang yang dibeli oleh bank sampah ini kog murah sekali, akhirnya melalui bapak Kades langsung menghubungi Bank Sampah Induk (BSI) Kabupaten Mojokerto akhirnya Bapak Sisyantoko yang juga sebagai direktur Wehasta menyampaikan rincian harga yang ada di bank sampah. Sehingga pada akhirnya antara nasabah dan pengurus bank sampah ini sepakat dan memahami tentang harga yang dimaksud. 
Pengurus bank sampah dengan sabar melayani nasabahnya

Hari Peduli Sampah Nasional Kabupaten Mojokerto Tahun 2019

Pemkab Mojokerto mentargetkan penanganan sampah sebesar 70% dan pengurangan sampah 30% pada tahun 2025. Pernyataan ini ditegaskan Wakil Bupati Mojokerto pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2019, di Taman Ghanjaran, Desa Ketapanrame, Kec. Trawas, Kab. Mojokerto.

Dalam Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 78 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis sampah Rumah Tangga Tahun 2018-2025, dimana penanganan sampah kita target sebesar 70% dan pengurangan sampah sebesar 30%. Mojokerto harus bebas sampah di tahun 2025,” kata Wabup Mojokerto Pungkasiadi, Sabtu (23/2) lalu.
Kegiatan Bank Sampah "Indah" Kemlagi Selatan, merupakan salah satu wujud
amanat pelaksanan Perbup Nomor 78 Tahun 2018
Guna merealisasikan peningkatan penanganan sampah, tahun 2018 telah disusun masterplan pengelolaan sampah yang berisi rencana pengembangan pengelolaan sampah di Kab Mojokerto. Upaya pembinaan pengelolaan sampah kepada masyarakat terus dilakukan bekerjasama dengan LSM dan swasta melalui program TPS 3R, Bank Sampah, Adiwiyata dan Adipura. Pembangunan sarana prasarana pengelolaan sampah, seperti TPA, TPS, kontainer, alat berat, alat angkut juga dilakukan.

”Tahun 2019 ini, Pemkab Mojokerto segera membangun delapan unit TPS 3R baru. Untuk capaian pengurangan sampah, kita juga telah memiliki satu bank sampah induk hasil kerjasama Pemkab Mojokerto dengan LSM Wehasta dan PT Multi Bintang Indonesia, 217 bank sampah unit aktif, lima unit TPS 3R, serta kawasan desa industri kecil daur ulang di Desa Kejagan dan Tawangsari, Kec Trowulan,” tambah Wabup.

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi