Rabu, 30 Juni 2021

Emil Dardak Ungkap 472 Klaster Covid-19 di Jawa Timur dan Kab. Mojokerto Jadi Perhatian

www.kemlagi.desa.id - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elistianto Dardak mengatakan berdasarkan pendataan terbaru saat ini setidaknya ada 472 klaster dari total 1.342 kasus positif Covid-19

Oleh karena itu, demi mencegah munculnya klaster baru, Emil pun meminta pemerintah kabupaten/kota menunjukkan kedisiplinan dalam menerapkan proses penelusuran (tracing) agar bisa dilanjutkan dengan isolasi sehingga tak makin meluas penularannya. 

"Arahan Ibu Gubernur Khofifah, BPBD akan terus memantau sinergi apa yang bisa kita bangun dalam kaitan dengan proses tracing," kata Emil, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (30/6).

Salah satu yang menjadi perhatian serius adalah Kabupaten Mojokerto, karena lonjakannya terbilang meningkat signifikan. 

Menurut data terbaru Satgas Covid-19 Jatim per 28 Juni 2021, penambahan jumlah kasus Covid-19 bertambah sebanyak 77 orang. 

"Kemarin, Kabupaten Mojokerto angkanya tertinggi se Jatim. Kemudian, kami menghubungi Pemkab Mojokerto. Alhamdulillah, mereka sudah melakukan komunikasi bersama Forkopimda," ungkap Emil. 

Kondisi Covid di Mojokerto 

Melalui rapat koordinasi tersebut, Emil menyampaikan beberapa tindakan yang sudah dilakukan Pemkab Mojokerto dalam menangani lonjakan kasus Covid-19. 

Pertama, mengidentifikasi risiko terkait agenda hajatan pernikahan. Data di Kantor Urusan Agama (KUA) dan Kementerian Agama (Kemenag) RI mencatat sekitar 800 pasangan akan melakukan pernikahan dalam waktu dekat. 

"Tentu ini menjadi atensi kita bersama. Mungkin ada peraturan, akad diperbolehkan tapi hajatan untuk sementara waktu ditiadakan," tuturnya. 

Kedua, sebagai kawasan industri dan tulang punggung (backbone) ekonomi Jatim, Emil mengimbau Pemkab Mojokerto berkoordinasi dan berkomunikasi dengan beberapa perusahaan agar mengawasi sekaligus mendata para pekerja yang tidak ber-KTP kabupaten tersebut.

"Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah para pekerja pulang atau bolak balik ke kampung halamannya. Biasanya, mereka memiliki potensi sangat tinggi untuk pulang ke kampung halaman, utamanya di akhir pekan," ucapnya.

Pemisahan antara pasien yang masih terduga (suspect) dengan pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 berstatus gejala ringan, kata Emil, juga penting. 

"Ini tidak bisa digabung. Risikonya orang-orang yang masih sama-sama suspect kalau berinteraksi bisa positif," ujarnya. 

"Mereka (suspect) juga menunggu hasil swab PCR sebelum ditentukan statusnya," tambahnya. 

Saat ini, Pemkab Mojokerto pun sudah menerapkan penanganan intensif, yakni ketika ada 1 pasien positif, maka dilakukan tracing kepada 20 hingga 25 orang.

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi