Rabu, 11 November 2015

Beberapa rumah di Desa Mojodadi dan kandang ayam di Desa Mojokumpul Kec.Kemlagi Kab.Mojokerto diterjang puting beliung

http://surabayapost.net/foto_berita/
Salah satu bangunan rumah warga yang diterjang angin puting beliung
MOJOKERTO (Surabayapost.net) - Hujan lebat yang disertai angin puting beliung mengakibatkan puluhan bangunan rumah di wilayah Desa Mojodadi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto mengalami rusak berat. Bahkan sebuah gudang kayu dan bangunan kandang peternakan ayam yang terbuat dari kayu milik warga setempat roboh serta banyaknya pohon-pohon yang berada di pinggir jalan raya tumbang akibat terjangan angin putting beliung, Selasa (10/11) petang. 

Sedikitnya lima atap rumah warga berbahan besi seng lepas berterbangan ke atap rumah warga yang lainnya. Sementara itu, beberapa rumah warga yang beratapkan genting berjatuhan ke tanah. Atas insiden tersebut, warga langsung mengambil inisiatif tanpa menunggu kondisi hujan reda dengan bergotong-royong membenahi puing-puing atap rumah yang mengalami kerusakan parah.

Upaya ini dilakukan warga agar ketika turun hujan lagi, rumah mereka tidak lagi kemasukan air hujan. Agus S, Kepala Desa Mojodadi mengatakan, angin puting beliung yang tiba-tiba muncul menerjang memporak-porandakan seluruh bangunan baik itu rumah warga, bangunan gudang kayu, bangunan kandang ayam serta menumbangkan pohon terjadi saat menjelang petang.

“Saat kejadian hujan lebat yang disertai angin kencang tersebut, warga dalam kondisi sedang berada didalam rumah. Namun, tiba-tiba warga dikejutkan dengan adanya suara gemuruh keras hingga mereka  banyak yang panik dan terpaksa harus berhaburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri dari reruntuhan puing-puing atap bangunan,” ujarnya.

Dalam hitungan detik saja, puing-puing atap rumah milik warga banyak yang ambrol dan sebagian rata dengan tanah.

“Beruntung, saat insiden terjadi tidak ada korban jiwa. Namun, akibat kejadian tersebut, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah,” pungkanya.

Sumber http://surabayapost.net/

Diamuk Puting Beliung, Kandang Berisi Ribuan Ayam di Desa Mojokumpul Porak-poranda

https://img.okezone.com/content/2015/11/10/519/1247129/
Puting beliung
MOJOKERTO - Sebuah kandang ayam dan gudang kayu roboh serta puluhan rumah rusak setelah angin puting beliung menerjang dua desa di Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Selasa (10/11/2015) sore. Pemilik kandang ayam pun ditaksir merugi hingga puluhan juta rupiah.

Kandang ayam milik Marzuki yang terletak di Desa Mojokumpul, Kecamatan Kemlagi berisi ribuan ayam roboh dan menimpa sebagian ayam yang berusia tiga bulan. Bahkan, sebagian ayam mati karena tertimpa kandang.

Supaya tidak merugi banyak, pemilik ayam berusaha menyelamatkan ayam yang masih hidup dan cepat menjualnya. Kendati dirinya tetap harus merugi hingga puluhan juta rupiah.

Angin puting beliung selain menerjang Desa Mojokempul, juga menghantam Desa Mojodadi. Sebuah gudang kayu di desa tersebut roboh dan pemilik gudang tidak sempat menyelamatkan isi gudang.

Salah satu warga, Ismail mengatakan, angin datang dengan cepat sekira sepuluh menit dari arah selatan menuju timur. Dengan sekejap menerjang rumah di tepi jalan.

“Kejadianya sekira pukul 15.00, angin campur hujan berhembus dari sawah langsung menerjang rumah,” kata Ismail.

Selain kandang dan gudang, puluhan rumah di Desa Mojodadi rusak. Lima rumah mengalami kerusakan cukup parah dan sisanya rusak ringan. Sejumlah warga langsung gotong royong membenahi rumah yang rusak.

Kepala Desa Mojodadi, Agus S. mengatakan, pihaknya langsung memerintahkan warga untuk membenahi rumah-rumah yang rusak agar segera dapat ditempati.


“Dari hasil inventarisasi ada tiga puluh rumah yang rusak dan lima rusak ringan. Sudah memerintahkan warga untuk melakukan gotong royong membangun rumah yang mengalami kerusakan,” ujar Agus.

Sumber http://news.okezone.com/

Senin, 09 November 2015

Memanfaatkan Teknologi Ramah Lingkungan, Mensesneg Melakukan Pelubangan Resapan Biopori

BIOPORI photo Sekretariat Negara Republik Indonesia - Home_zpsrpj89iko.jpg
Menteri Sekretaris Negara Pratikno
Pada pagi hari yang cerah, Menteri Sekretaris Negara Pratikno didampingi Ibu Menteri Sekretaris Negara Siti Farida Pratikno membuat Lubang Resapan Biopori di halaman Istana Negara dan di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (3/11).

Dalam melakukan pembuatan lubang resapan Biopori, Mensesneg menyatakan Biopori merupakan pori berbentuk liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. “rumput-rumput ini dilubangi, terus nanti dimasukkan daun-daun kering, ini dilakukan sebagai bentuk untuk mengatasi banjir”, ujarnya.

Tampak hadir Sekretaris Menteri Kementerian Sekretariat Negara, Staf Ahli, Staf Khusus, para Pejabat Eselon I dan II dan para pegawai di Lingkungan Istana Negara dan Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara ikut berpartisipasi dalam melubangi resapan air Biopori.

Sebagai salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional, salah satu upaya untuk melestarikan lahan kritis Biopori dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan.

Tidak hanya di halaman Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara, Mensesneg beserta rombongan menyambangi halaman Istana Negara untuk melakukan pelubangan resapan air Biopori. “Nantinya lubang-lubang ini dirawat oleh petugas taman agar lubang resapan Biopori ini tetap terjaga,” lanjut Pratikno.

Lubang resapan Biopori adalah teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dan sampah dengan cara:
  1. meningkatkan daya resap air;
  2. mengubah sampah organik menjadi kompos;
  3. memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman;
  4. mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria;
  5. sebagai “karbon sink” untuk membantu mencegah terjadinya pemanasan global. 

Lokasi pembuatan lubang resapan Biopori dapat dibuat di dasar saluran yang semula dibuat membuang air hujan di dasar alut yang dibuat sekeliling batang pohon atau batas tanaman. 
Cara pembuatan lubang resapan Biopori adalah :
  1. Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100cm atau jangan melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antar lubang 50-100cm.
  2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm disekiling mulut lubang.
  3. Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput atau sampah dapur.
  4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyususut karena proses pelapukan.
  5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang. (Humas Kemensetneg)

Minggu, 08 November 2015

Kemendagri Bersama BPKP Tandatangani MoU Aplikasi Keuangan Desa

http://www.kemendagri.go.id/media/article/images/2015/11/06/s/e/

JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjaho Kumolo bersama Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Ardan Adiperdana menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pengelolaan keuangan Desa, Jumat (6/11).

BPKP meluncurkan program aplikasi (Simda) sistem informasi manajemen daerah desa. Tujuannya agar pemerintahan desa lebih mudah memproses akuntasi keuangannya. Aplikasi tersebut sudah teruji di 14 ribu desa di 90 kabupaten/kota.

Tjahjo mengatakan, MoU ini dapat menjadi pedoman bagi Kemendagri dan BPKP dalam mendorong percepatan pengelolaan keuangan desa. Dengan begitu, birokrasi pemerintahan desa dapat lebih transparan.

Sekjen Kemendagri, Yuswandi A Temenggung menambahkan, ke depannya desa memiliki sistem data terkait pengelolaan keuangan mereka. Ia juga akan mendorong agar semua kabupaten/kota bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk desa-desa di wilayahnya.

"Ini ada alat bantu. Daripada cari-cari lagi, tidak ada alasan mereka buat tidak memanfaatkannya, apalagi ini gratis," kata Yuswandi usai menandatangani MoU tersebut di Kantor Kemendagri, Jumat (6/11).

Dengan adanya kesepahaman ini, Kemendagri dan BPKP punya kewajiban mengembangkan aplikasi pengelolaan keuangan desa. Lalu menyusun pentunjuk teknis, modul implementasi aplikasi ini, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.

Kepala BPKP, Ardan Adiperdana mengatakan, desa ini memiliki kewenangan besar dalam mengurus tata kelola kepemerintahannya. Pada tahun ini saja, ada dana untuk desa sebesar Rp 20,7 triliun untuk 24 ribu desa. Nantinya, kata dia, bisa lebih besar, bahkan lebih dari Rp 1 miliar.

"Pemberian dana ke desa yang besar menuntut tanggung jawab desa. Jangan sampai jadi bencana pemerintah desa. Harus ada prinsip akuntabilitas. Maka itu, diperlukan SDM kompten dan dukungan teknologi informasi memadai," ujar Ardan.

Menurut dia, manfaatkanya bukan cuman soal pengelolaan keuangan desa. Namun, laporan ini juga terintegrasi dengan keuangan kabupaten/kota. Kompilasinya, kata Tjahjo menjadi lebih mudah.

BPKP dan Kemendagri dalam waktu dekat ini juga akan merumuskan 'agenda setting' terkait regulasi dan langkah-langkah implementasi aplikasi Simda Desa.

"Kalau ada desa yang butuh aplikasi ini lapor saja ke BPKP di daerah, seperti itu mekanismenya sementara ini," tutup Ardan.

Sumber :Humas Kemendagri