Sabtu, 01 Agustus 2015

Kekeringan Tahun Ini Diprediksi Lebih Parah

illustrasi
MAJA mojokerto | Kekeringan tahun ini diprediksi lebih parah dibanding tahun lalu. Berdasrkan prakiraan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca musim kemarau sekarang ini diprediksi lebih ekstrim dan lebih panjang.

Suhu saat malam hari bisa mencapai 20 derajat. Sedangan panas bisa mencapai 34 derajat disertai angin dengan kecepatan 35 km/jam.

Tanto Suhariyadi - Kepala Pelaksanaan BPBD Kabupaten Mojokerto kepada Budi Prasetyo – Reporter Maja FM, Jumat (31/07/2015) mengatakan, mulai tanggal 1 Juli sampai tanggal 31 Oktober, wilayah Mojokerto siaga darurat kekeringan. Termasuk daerah lain secara nasional.

”Meskipun belum ada desa yang minta pasokan air bersih, namun sudah dikoordinasikan lintas intansi dan SKPD. Ini dilakukan, agar sewaktu waktu dibutuhkan, langsung dipasok air bersih”, kata Tanto.

Termasuk masyarakat kata Tanto, tetap diminta waspada angin kencang dan kekeringan serta waspada kebakaran. Sebab banyak wilayah yang berpotensi kebakaran seperti kawasan hutan.

Rabu, 29 Juli 2015

KEMENDAGRI GEMBLENG APARATUR DESA DEMI TINGKATKAN KAPASITAS

Pembukaan Rakornas Bina Pemerintahan Desa Tahun 2015
Kementerian Dalam Negeri mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bina Pemerintahan Desa 2015, di sebuah hotel kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat. Sekretaris Jenderal Kemendagri Yuswandi A Tumenggung mengatakan, Rakornas ini digagas demi meningkatkan SDM para aparatur desa, terkait pengelolaan anggaran dan penataan administrasi. 

Lingkup pengembangan kapasitas aparatur desa ini, lanjut Yuswandi, mencakup seluruh pemerintahan desa secara nasional, mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, yang dilakukan secara menyeluruh dan serentak. 

"Melalui Rakornas ini, kami bertujuan mengembangkan kapasitas aparatur desa, baik itu terkait dengan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa, maupun di dalam penataan-penataan administrasi desa ke depan, sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa," ujar Yuswandi di kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat, Rabu (29/7). 

"Penyelenggaraannya secara nasional, mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota, yang nantinya akan betul-betul menggaet seluruh penyelenggaraan pemerintahan desa ke depannya," katanya menambahkan. 

Yuswandi mengaku, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah program, yang diharapkan mampu menjadi bimbingan bagi para aparatur pemerintahan di desa, dalam mengembangkan kapasitasnya guna melaksanakan agenda pembangunan. 

Namun, dia tak menyangkal jika dalam program yang pertama kali diterapkan oleh Kemendagri ini terdapat sejumlah hambatan terkait pemerataan sosialisasi. 

"Karena ini baru dimulai, maka dalam pelaksanaan perintah Undang-undang nomor 6 tahun 2014 ini, kita tentu sudah menyiapkan regulasi-regulasi, yang menjadi guidance bagi teman-teman di desa untuk melaksanakan agenda-agenda pembangunan desa," ujar Yuswandi. 

"Saya kira, hambatan utamanya adalah pengembangan kapasitas sebagai sesuatu yang baru, yang perlu kita sosialisasikan dengan baik, sehingga betul-betul dapat on the track bagi teman-teman desa. Hal itu diperlukan untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan desa," pungkasnya.

Senin, 27 Juli 2015

Hadapi Kemarau, Menteri Desa Ajak Warga Untuk Shalat Minta Hujan (Istisqa')

Marwan Jafar, Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi
Rimanews - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengimbau masyarakat melaksanakan Shalat Istisqo' atau shalat meminta diturunkan hujan untuk mengatasi kekeringan yang terjadi di Tanah Air. Baca juga Tata Cara Shalat Istisqa'

"Kami mengimbau masyarakat untuk menggelar Shalat Istisqo untuk menghadapi situasi sulit seperti musibah kekeringan seperti saat ini," ujar Marwan dalam kunjungan kerja ke Tuban, Jawa Timur, Minggu (26/07/2015).

Dia menjelaskan, Shalat Istisqo adalah salat yang dilakukan dalam rangka memohon diturunkan hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kekeringan menyebabkan kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Shalat tersebut harus dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan dan hening.

"Saya telah memantau fenomena kekeringan yang melanda hampir semua daerah di Tanah Air. Warga desa kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Kami juga khawatir akan terjadi gagal panen serta terganggunya usaha desa lainnya seperti perkebunan, peternakan maupun perikanan," katanya.

Menurut dia, kondisi desa yang terkena musibah tersebut harus segera diatasi baik melalui cara lahiriah maupun upaya batiniah.

"Kami juga meminta agar masyarakat desa membangun solidaritas dan kerja sama antardesa dalam mengatasi musibah kekeringan. Desa-desa yang kebetulan memiliki sumber air melimpah diserukan untuk membantu memberikan pasokan air kepada desa yang kekeringan,"pinta dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan, musim kemarau akan berlangsung hingga September mendatang. Kondisi angin, awan dan iklim saat ini juga tak menunjang dilangsungkannya hujan buatan. Hal tersebut menyebabkan desa-desa di Tanah Air mengalami kekeringan.