Sabtu, 02 Juni 2018

Posyandu, Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat

Salah satu kegiatan Posyandu di Desa Kemlagi
www.kemlagi.desa.id - Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, bagi ibu, bayi dan anak balita

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup;

1. Kesehatan ibu dan anak;
2. Keluarga berencana;
3. Imunisasi;
4. Gizi;
5. Pencegahan dan penanggulangan diare.

Terdapat kegiatan pilihan/pengembangan, dimana masyarakat dapat menambah kegiatan baru disamping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi.

Posyandu Cerme, Kemlagi Barat merupakan salah satu posyandu di Desa Kemlagi yang melakukan beberapa kegiatan pengembangan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan posyandu.

Cara timbang balita yang unik, membuat balita senang untuk ditimbang
"Kebun Balita", yakni program inovasi dengan memanfaatkan pekarangan atau lahan kosong di sekitar posyandu, serta pemanfaatan polybag ditanami buah dan sayuran. Hasilnya, menambah nilai gizi makanan balita.

Tabungan Balita, mengajarkan anak gemar menabung sejak dini
"Tabungan Balita", mengajak balita mengenali dan gemar menabung sejak dini. Dikordinir kader pembimbing, balita memiliki celengan yang nanti bisa dipakai untuk biaya masuk TK PAUD, tabungan dibuka bersama-sama saat musim pendaftaran sekolah, bulan Juli.

Kegiatan bank sampah di Posyandu, ibu balita bisa menabung di di bank sampah
"Bank Sampah", di Posyandu, ibu balita bisa membawa sampah dengan jenis sampah yang bisa didaur ulang,untuk kemudian hasil penjualan ditabung di bank sampah atau di tabungan balita.

Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dikelompokan berdasarkan umur untuk memantau tumbuh kembang anak.
Diisi juga juga dengan kegiatan ketrampilan dan kegiatan pendukung lanya.
"Bina Keluarga Balita", ibu balita dikelompokkan berdasarkan umur,dipandu oleh masing-masing kader,untuk mendapatkan materi tumbuh kembang anak,pengolahan sampah misal bagaimana membuat APE dari sampah,aneka macam ketrampilan, dan lain-lain

Pembelajaran Balita yang didampingi oleh kader
Selain ibu balita,balita juga didampingi kader melakukan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan umur.

Warung Posyandu, menyediakan aneka kebutuhan keluarga sehari-hari
"Warung Posyandu", menyediakan kebutuhan rumah tangga, semisal makanan, sayuran, sembako, dan aneka kerajinan buatan ibu balita sendiri. Diharapkan kegiatan ini bisa menambah ekonomi keluarga.

Taman baca "Cinta Buku" meningkatkan minat baca sejak dini
Dan, terbaru pada Sabtu, 26 Mei 2018 telah diresmikan Taman Baca "Cinta Buku", kerjasama Pemerintah Desa Kemlagi dengan Rumah Zakat dalam rangka menumbuhkan semangat dan cinta buku sejak dini. Kerjasama tersebut akan berlanjut dengan program inovatif yang lain.

Menu PMT yang sehat dan semakin variatif
Diharapkan semakin hari keberadaan posyandu semakin memberi nilai pada masyarakat Desa Kemlagi. Salam Sehat.

Ditulis oleh Ketua TP PKK Desa Kemlagi drh, Nyta Apriantini

Jumat, 01 Juni 2018

Dana Desa 2019 Direncankaan Naik Hingga Rp. 80 Triliun

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo
www.kemlagi.desa.id - Dana desa tahun 2019 direncanakan meningkat dari Rp60 Triliun menjadi Rp73-80 Triliun. Sebelumnya dana desa tahun 2015 sebesar Rp20 Triliun, tahun 2016 Rp46,9 Triliun, tahun 2017 Rp60 Triliun, dan Tahun 2018 Rp60 Triliun. 

Hal tersebut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo saat melaksanakan dialog bersama para kepala desa dan pendamping desa di Balai Desa Gegesik Lor, Kecamatan Gegesik, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (30/5).

"Tahun depan insyaallah dana desa akan naik mulai dari Rp73-80 Triliun. Tapi syaratnya dana desanya harus terserap semua," ujarnya.

Ia mengingatkan, bahwa dana desa saat ini harus dilaksanakan secara padat karya tanpa menggunakan kontraktor. Hal tersebut bertujuan agar dana desa sepenuhnya mengendap di desa, serta memberikan pekerjaan dengan 30 persen dari total pembangunan dana desa digunakan untuk upah pekerja.

"Mulai tahun ini semua dana desa wajib dilakukan swakelola, tidak boleh lagi menggunakan kontraktor berapapun besarnya," ujarnya.

Di sisi lain ia juga menyarankan setiap desa memiliki proyektor untuk bisa digunakan dalam berbagai pelatihan. Selain itu ia juga mengatakan bahwa desa yang telah memiliki proyektor, dapat didaftarkan untuk menerima bantuan parabola dalam rangka menonton piala dunia serentak di desa.

"Piala dunia tahun ini bertepatan dengan liburan mudik lebaran. Dengan adanya proyektor nanti kita kasih parabola supaya isa nonton bareng piala dunia. Ibu-ibu bisa jualan makanan dan souvenir sehingga triliunan rupiah bisa beredar di desa dan menambah pemasukan masyarakat desa," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Plt Bupati Cirebon menyambut baik kegiatan jelajah desa ramadan kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi. Karena dalam pertemuan tersebut, pemerintah kabupaten hingga desa dapat bertemu dan berdiskusi langsung dengan pemerintah pusat dalam rangka memajukan kabupaten Cirebon.

"Karena pemerintah Cirebon tidakakan isa berdiriswndiri tanpa bimbingan dari pemerintah pusat," ujarnya.

Terkait penyaluran dana desa di kabupaten Cirebon lanjutnya, telah diturunkan tahap pertama sebesar 20 persen dan berjalan dengan lancar. "Untuk tahap kedua sedang proses. Pemerintah Cirebon akan terus memberikan dampingan kepada para kepala desa agar dana desa digunakan dengan tepat," ujarnya.  

Sebelumnya Menteri Eko bersama rombongan melakukan dialog dengan para kepala desa dan pendamping desa di Desa Kawunghilir, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Di Desa Kawunghilir Menteri Eko meresmikan pasar murah yang menjual paket sembako Rp100 ribu dengan harga Rp50ribu. Sekaligus, ia juga memberikan bantuan masing-masing Rp50 juta kepada 15 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), bantuan embung, dan bantuan desa wisata. 

Rangkaian kegiatan tersebut adalah bagian dari jelajah desa ramadan (Jeder) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dalam perjalanan tersebut rombongan yang dipimpin langsung oleh Menteri Eko ini akan mengunjungi beberapa desa di Kabupaten Majalengka, Cirebon, Kuningan, Kudus, dan Demak.

Senin, 28 Mei 2018

Desa Kemlagi, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini

Sambutan Kades Kemlagi Abd. Wahab, SE saat resmikan Taman Baca "Cinta Buku"
www.kemlagi.desa.id - Masalah minat baca sampai saat ini masih menjadi tema yang cukup aktual. Tema ini sering dijadikan topik pertemuan ilmiah dan diskusi oleh para pemerhati dan para pakar yang peduli terhadap perkembangan minat baca di Indonesia. Namun hasil dari pertemuan-pertemuan ilmiah tersebut belum memberikan suatu rekomendasi yang tepat bagi perkembangan yang signifikan terhadap minat baca masyarakat. 

Sambutan Relawan Rumah Zakat Fatoni
Permasalahan yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sampai saat ini adalah adanya data berdasarkan temuan penelitian dan pengamatan yang menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia relatif masih sangat rendah. 

Sambutan Ketua TP PKK drh, Nyta Apriantini
Ada beberapa indikator yang menunjukkan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Rendahnya budaya membaca ini juga dirasakan pada pelajar dan mahasiswa. 

Bros Taman Baca "Cinta Buku"
Perpustakaan di sekolah/kampus yang ada jarang dimanfaatkan secara optimal oleh siswa/mahasiswa. Demikian pula perpustakaan umum yang ada di setiap kota/kabupaten yang tersebar di nusantara ini, pengunjungnya relatif tidak begitu banyak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya membaca. Sehingga wajar apabila Indeks Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia juga rendah.

Kades Abd. Wahab, SE dan Relawan Rumah Zakat Fatoni
ikut menyemangati anak-anak untuk suka baca buku
Upaya menumbuhkan minat baca bukannya tidak dilakukan. Pemerintah melalui lembaga yang relevan telah mencanangkan program minat baca. Hanya saja yang dilakukan oleh pemerintah maupun institusi swasta untuk menumbuhkan minat baca belum optimal. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia dapat mengejar kemajuan yang telah dicapai oleh negara-negara tetangga, perlu menumbuhkan minat baca sejak dini. Sejak mereka mulai dapat membaca. Dengan menumbuhkan minat baca sejak anak-anak masih dini, diharapkan budaya membaca masyarakat Indonesia dapat ditingkatkan.

Foto bersama Kades, Relawan Rumah Zakat, Kader Posyandu dan ana-anak
Untuk menggiatkan minat baca anak-anak di Desa Kemlagi, Pemerintah Desa Kemlagi bekerjasama dengan Rumah Zakat yang ada di Desa Kemlagi mendirikan taman baca anak-anak yang diberi nama Taman Baca "Cinta Buku" 

Bidan Desa foto bersama anak-anak di depan rak buku bantuan Rumah Zakat
Taman baca tersebut diresmikan oleh Kepala Desa Kemlagi Bpk. Abd. Wahab, SE pada hari Sabtu, 26 Mei 2018 tepatnya di Posyandu Cerme Kemlagi Barat.

Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi

Jurus Maut Kepala Desa Ponggok Klaten Membangun Desa

Menkeu Sri Mulyani ajak Kades Ponggok Junaedi ber-swafoto
Tepati janji kampanye dengan melibatkan mahasiswa dan akademisi

www.kemlagi.desa.id - Sebanyak 40 ribu wisatawan berkunjung ke Desa Ponggok Klaten Jawa Tengah setiap bulannya. Terdapat empat umbul alami yang dijadikan jujugan wisatawan. Ada 9 ton padi dihasilkan setiap lima bulan. Sekitar 7 ton ikan air tawar dipanen setiap minggunya. Pendapatan desa melonjak hingga Rp 4,2 miliar per tahun. Potensi yang tergali dengan bertumpu pada kemauan warga dengan melibatkan mahasiswa dan akademisi.

Undang Mahasiswa

“Pembangunan desa yang terencana itu muncul untuk menepati janji saya saat kampanye. Kepada warga saya janjikan Ponggok akan menjadi desa wisata mandiri, berkelanjutan, merata dan adil, maju dan peduli pada lingkungan,” kata Kepala Desa Ponggok Junaedi Mulyono Sabtu 14 April 2018. 

Junaedi, Kades Ponggok
Tiga bulan setelah terpilih di tahun 2006, ia berkirim surat pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (LPPM UGM). Ia meminta UGM untuk menurunkan mahasiswa KKN tematik dengan tujuan membenahi pendataan tentang potensi dan kendalan dari Desa Ponggok. Ia merasa desanya tidak mengalami kemajuan dan pembangunan yang muncul salah sasaran.

Perbaikan jalan, perbaikan talut, gedung yang megah dan tinggi memang terjadi namun tidak banyak mengubah kondisi warga. Usaha budidaya ikan air tawar yang dirintisnya sejak lulus kuliah dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak berkembang karena tidak tersentuh pembangunan.

Umbul Ponggok
Surat pun bersambut dengan penempatan mahasiswa KKN selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2007. Hasilnya, Junaedi pun melihat potensi dan masalah nyata yang membutuhkan rencana tepat yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) desa. “Warga saya terlilit kemiskinan, pengangguran, rentenir. Temuan mahasiswa merinci jumlah penduduk miskin, luas sawah, perikanan, potensi air, peternakan, jalan rusak, talut, sumber daya manusia, dan berbagai data lain yang sangat berguna untuk membuat RPJM,” jelasnya.

Masalah lain yang ditemukan adalah pembangunan tak tepat sasaran, sumber daya manusia yang kurang, pola pikir terhadap pembangunan, serta tidak efektifnya aparat pemerintah yang dibebani fungsi ganda, sebagai pelayan masalah publik sekaligus menggenjot perekonomian masyarakat.  

Berangkat dari temuan masalah itu, kepala desa kelahiran 43 tahun lalu ini mulai menyusun empat jurus maut guna menyelesaikan masalah. Tata ruang dan perencanaan wilayah ada di jurus pertama, disusul membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sebegai sektor penggerak ekonomo dan keuangan masyarakat,  kemudian meningkatkan sumber daya manusia, dan melibatkan teknologi informasi sebagai jurus penutup.  
UKM Desa Ponggok
Empat Jurus Maut

Sejumlah program kemudian lahir dari empat strategi itu Gebrakan pertama adalah program satu rumah satu kolam. Program ini ada di awal ia menjabat dan ditujukan pada rumah di sekitar irigasi dan sungai sebagai strategi mengatur hunian di tepi sungai sekaligus memanfaatkan aliran sungai.

Ada pula program potong satu pohon tanam empat pohon yang ditujukan untuk konservasi lingkungan. Aturan 30% zona hijau juga diterapkan di setiap pembangunan hunian baru. Tahun 2009 BUMDES didirikan untuk mengembangkan perekonomian warga. Hasilnya kini terdapat sekitar 160 usaha kecil dan menengah milik warga setempat yang dipasarkan oleh Bumdes.

Minggu, 27 Mei 2018

Cara Desa Mengantisipasi Terorisme

ilustrasi
www.kemlagi.desa.id - Aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dan sejumlah tempat di Indonesia tentu saja mengagetkan dan membuat sedih. Selain mengakibatkan banyak korban jiwa, aksi itu juga bisa memicu perpecahan antarwarga karena mengatasnamakan salahsatu agama. Yang menyedihkan lagi, di antara para pelaku bom bunuh diri itu terdapat anak-anak yang tubuhnya tercabik bom akibat pengaruh orangtuanya.

Masalahnya adalah bagaiamana semua ini terjadi. Faktanya kemudian, ada banyak warga yang terkaget-kaget ketika salahsatu warga kampung mereka dicokok polisi karena ternyata menjadi salahsatu anggota kelompok teroris. Bagaimana bisa di dalam sebuah kampung yang tenteram ternyata bersemayam pembuat bom dan siap melakukan teror, bagaimana cara agar kampung atau desa kita tidak dimasuki teroris?

Kedekatan antarwarga satu dan lainnya adalah kunci pertama. Jadi, setiap RT, RW hingga desa harus mampu menciptakan suasana yang membuat warga di lingkungan tempat tinggalnya menjadi kenal satu sama lain. Dengan cara maka akan gampang terdeteksi jika ada satu atau dua warga yang bertingkah aneh atau mencurigakan. Bakal pula ketahuan jika ada warga yang tidak mau bergaul sebagaimana warga lainnya. Kepedulian warga satu sama lain adalah langkah pertama.

Agar langkah pertama itu cepat berjalan maka ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang membuat warga menjadi bertemu satu sama lain. Mulai dari kerja bakti lingkungan hingga mengadakan even pertandingan olahraga misalnya.  Kerja bakti bersama sangat efektif menciptakan kedekatan warga satu sama lain tanpa memandang status ekonomi maupun perbedaan yang lain. Bakti sosial juga membangun kesadaran untuk cinta terhdap lingkungan dan kesehatan.

Cara yang efektif mencegah tumbuhnya pemikiran sesat di lingkungan kita adalah dengan membuat even olahraga. Itulah kenapa pembangunan sarana olahraga menjadi prioritas salahsatu Program Dana Desa selain tiga program lainnya. Kenapa sarana olahraga? Karena olahraga adalah kegiatan yang membuat semua orang bertemu dengan semangat sportivitas dan penuh semangat hidup. Olahraga memupuk pikiran-pikiran positif pada diri semua orang sehingga seorang yang rajin olahraga bakal mendapatkan bukan hanya tubuh yang sehat melainkan semangat hidup yang kuat. Semangat hidup adalah hal yang positif dan memiliki kekuatan yang positif bagi lingkungan. Orang yang penuh semangat hidup biasanya memiliki perilaku yang terbuka pada semua orang.

Logika olahraga adalah membangun tubuh yang sehat dan hidup penuh semangat. Sementara pikiran para pelaku teror itu malah sebaliknya. Bukannya memikirkan hidup yang sehat, bugar dan penuh semangat, mereka malah mengakhiri hidupnya dengan cara yang tak masuk akal seperti bom bunuh diri dan melakukan penyerangan dengan senjata tajam yang berakhir dengan kematian. Jadi, olahraga sangat efektif membasmi bibit-bibit terorisme dalam lingkungan kita.

Tetapi bukan itu saja, mulai saat ini para pemangku wilayah pemukiman warga mulai dari RT hingga desa juga harus lebih ketat dalam urusan menerima penduduk baru apalagi pendatang. Data diri mereka harus lengkap dan harus ada kejelasan mengenai aktivitas rutin dia menyangku pekerjaan. Dari data ini maka bakal gampang ditelurusi jika terjadi hal-hal yang mencurigakan pada orang yang baru msuk ke desanya.