Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf |
Pasuruan (ANTARA News) - Desa se-Jawa Timur akan menerima anggaran Rp1 miliar hingga Rp1,4 miliar mulai tahun 2015 untuk pemberdayaan masyarakat, pembangunan infrastruktur, serta revitalisasi pasar.
"Anggaran tersebut juga untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM), namun itu semua harus jelas dan transparan, sehingga bisa dipertanggungjawabkan tepat waktu," kata Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, dalam pelatihan kepala desa se-Jatim di Pusdik Brigade Mobil (Brimob) Kecamatan Gempol.
Ia mengatakan, pembangunan mulai dari tingkat desa sampai ke tingkat paling atas bisa berjalan sesuai rencana, sehingga ada empat komunitas kantong kemiskinan yang harus diperhatikan dan ditangani khusus untuk mendapat bantuan.
"Komunitas itu di antaranya komunitas pengangguran, komunitas nelayan, komunitas petani, serta komunitas buruh. Apabila keempat komunitas ini diperhatikan dan ditangani dengan sungguh-sungguh, maka kesenjangan sosial selama ini akan terselesaikan," katanya.
Sementara itu, di tempat yang sama, sebanyak 7.722 Kepala Desa (Kades) dari 7.577 mengikuti program Sosialisasi dan Pelatihan Tata Kelola Pemerintahan Desa menuju Desa Mandiri, Sejahtera dan Partipatoris yang diadakan Pemprov Jatim 2014.
"Kegiatan sosialisasi dan pelatihan wajib diikuti oleh seluruh Kepala Desa yang ada di wilayah Jawa Timur, apabila ada yang tidak mengikuti atau tidak hadir dalam pelatihan ini, pasti ada sanksinya," katanya.
Ia menambahkan, ada sekitar 145 orang Kades yang absen atau tidak ikut pelatihan, namun masih belum tahu sanksi apa yang akan diberikan karena tergantung dari program Diklat provinsi Jatim.
"Tujuan dari pelatihan ini untuk memberikan bekal kepada kades agar setelah selesai menjabat juga selesai masalahnya, jangan sampai selesai jabatannya tetapi urusannya belum selesai," katanya.
Menurut dia, pelatihan ini sebagai tempat atau sarana pemberian ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana tata cara serta sistem pengelolaan desa yang baik dan benar termasuk sistem pengelolaan anggaran atau dana dan pengispesiannya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bandiklat Provinsi Jatim, Drs. Syaiful Rahman, MSi mengatakan bahwa sosialisasi dan pelatihan itu sudah dilaksanakan hingga sembilan angkatan yang diadakan di empat tempat.
"Tempatnya yakni di islamic Center Surabaya, Pusdik Brimob watu Kosek Gempol pasuruan dan di Villa Duta kasih Tretes Pasuruan serta di Warung Desa Trawas Mojokerto," katanya.
"Anggaran tersebut juga untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM), namun itu semua harus jelas dan transparan, sehingga bisa dipertanggungjawabkan tepat waktu," kata Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, dalam pelatihan kepala desa se-Jatim di Pusdik Brigade Mobil (Brimob) Kecamatan Gempol.
Ia mengatakan, pembangunan mulai dari tingkat desa sampai ke tingkat paling atas bisa berjalan sesuai rencana, sehingga ada empat komunitas kantong kemiskinan yang harus diperhatikan dan ditangani khusus untuk mendapat bantuan.
"Komunitas itu di antaranya komunitas pengangguran, komunitas nelayan, komunitas petani, serta komunitas buruh. Apabila keempat komunitas ini diperhatikan dan ditangani dengan sungguh-sungguh, maka kesenjangan sosial selama ini akan terselesaikan," katanya.
Sementara itu, di tempat yang sama, sebanyak 7.722 Kepala Desa (Kades) dari 7.577 mengikuti program Sosialisasi dan Pelatihan Tata Kelola Pemerintahan Desa menuju Desa Mandiri, Sejahtera dan Partipatoris yang diadakan Pemprov Jatim 2014.
"Kegiatan sosialisasi dan pelatihan wajib diikuti oleh seluruh Kepala Desa yang ada di wilayah Jawa Timur, apabila ada yang tidak mengikuti atau tidak hadir dalam pelatihan ini, pasti ada sanksinya," katanya.
Ia menambahkan, ada sekitar 145 orang Kades yang absen atau tidak ikut pelatihan, namun masih belum tahu sanksi apa yang akan diberikan karena tergantung dari program Diklat provinsi Jatim.
"Tujuan dari pelatihan ini untuk memberikan bekal kepada kades agar setelah selesai menjabat juga selesai masalahnya, jangan sampai selesai jabatannya tetapi urusannya belum selesai," katanya.
Menurut dia, pelatihan ini sebagai tempat atau sarana pemberian ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana tata cara serta sistem pengelolaan desa yang baik dan benar termasuk sistem pengelolaan anggaran atau dana dan pengispesiannya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Bandiklat Provinsi Jatim, Drs. Syaiful Rahman, MSi mengatakan bahwa sosialisasi dan pelatihan itu sudah dilaksanakan hingga sembilan angkatan yang diadakan di empat tempat.
"Tempatnya yakni di islamic Center Surabaya, Pusdik Brimob watu Kosek Gempol pasuruan dan di Villa Duta kasih Tretes Pasuruan serta di Warung Desa Trawas Mojokerto," katanya.
Sumber http://www.antaranews.com
0 comments :
Posting Komentar