![]() |
DR. Fuad Nashori, S.Psi, M.Si |
Bagaimana
dan siapa orang baik ?
Saya ikuti pendapat Ust Syatori Abdul Rouf, seorang
ustaz asal Yogyakarta. Yaitu, orang yang memiliki niat baik dalam melakukan
sesuatu dan perilakunya berdampak positif bagi orang lain dan lingkungannya.
Orang baik tidak selalu menyenangkan hawa nafsu kita, namun ia melakukan
sesuatu yang positif bagi (keseluruhan) hidup kita. Kadang ia mengeritik kita,
yang boleh jadi menjadikan kita tak enak hati sesaat, tapi sangat positif bagi
hidup kita.
Saya
bersyukur kepada Alloh bahwa saya begitu sering bertemu dan bergaul dengan
orang baik. Keluarga, tetangga, teman kerja, teman organisasi, mahasiswa, 99,99
persen orang baik. Sebagian dari mereka teramat baik. Secara subjektif saya
boleh berkata ortu, mertua, dan istri adalah orang-orang terbaik dalam hidup
saya.
Well,
para pembimbing skripsi, pembimbing tesis, dan promotor disertasi saya adalah
orang-orang yang luar biasa baik. Semoga Alloh balas kebaikan mereka di dunia
akhirat.
Tanpa
menafikan nama-nama yang lain, saya punya sebuah nama yang sangat spesial.
Beliau adalah Kusdwiratri Setiono. Saya biasa memanggilnya Ibu Tri. Seorang
guru besar Psikologi Unpad Bandung.
Saya
pertama kali mengenal beliau (1994) saat membaca tulisannya di Jurnal Psikologi
dan Masyarakat, yang terbit tahun 1990-an. Beliau menulis artikel tentang
penalaran moral. Sebuah tulisan yang sangat saya sukai. Sebuah tulisan yang
banyak saya kutip untuk skripsi saya di UGM.
Dikarenakan
berpikir ada ahlinya, saya ingin memahami subjek ini lebih mendalam dari beliau.
Saya telepon dari Yogya. Syukur alhamdulillah beliau membuka diri untuk
berdiskusi di Kampus Dago.
Saya
merasa begitu terhormat ketika memasuki ruangan kerjanya. Beliau tampak sangat
siap menyambut saya. Di mejanya ada belasan atau bahkan puluhan buku yang
bertema moral judgment. Tentu beliau menanggapi dengan suka hati topik dan
judul skripsi yang saya ajukan. Sesekali menunjukkan bab buku yang terkait
dengan isi pembicaraan kami. Di akhir pertemuan beliau mempersilakan saya
meng-copy buku-buku tersebut. Saya masukkan dalam tas saya dan tas yang beliau
pinjamkan buku2 tsb. Dari peristiwa ini saya catat orang baik adalah orang mau
berbagi hal terbaik yang dimilikinya kepada orang lain.
Tiga
tahun berikutnya (1997), saya beri undangan ke beliau bahwa saya akan menikah
di Sukabumi, lebih kurang 3 jam ke arah barat dari Bandung. Beliau lagi-lagi memberikan
surprise. Beliau datang bersama suami beliau. Hal yang sangat istimewa. Saya
sungguh tak menduganya. Dari sini saya catat orang yang sungguh-sungguh baik
adalah orang yang memberi surprise yang menyenangkan.
Tak lupa, sering saya bertemu beliau di acara-acara temu ilmiah psikologi, saya
sangat sering bertegur sapa dan bertukar kabar dengan beliau. Saya sangat
senang setiap bertemu karena orang ini tampak selalu menunjukkan kasih
sayangnya. Saat mengirim tulisan ke jurnal ilmiah yang saya kelola beliau juga
mengirim leaflet adanya peluang-peluang konferensi di luar negeri. Beliau juga
menunjukkan bahwa beliau selalu mengingat saya. Saya catat lagi orang baik suka
menunjukkan perhatian individual.
Ketika
akhirnya saya memutuskan Unpad sebagai tempat studi S3 saya, saya memiliki
harapan agar beliau bersedia menjadi salah seorang pembimbing disertasi. Alloh
mengabulkan doa saya. Di kampus inilah saya menemukan salah satu penggalan
kisah terindah dalam hidup saya. Saya dibimbing oleh promotor-promotor terbaik,
orang-orang yang teramat baik. Para promotor yang sangat dekat secara personal
(misalkan saya sempat menginap di rumah Prof Zulrizka dan Kang Gimmy, dengan
inisiatif sendiri mereka mengajak makan di restoran terbaik di Bandung, dsb).
Saya
fokuskan ke Ibu Tri. Beliau menyediakan diri untuk membimbing saya setiap akhir
pekan. Yang istimewa - dan ini dibilang teman2 saya sebagai kisah termanis -
adalah hampir selalu tiga promotor saya hadir dalam bimbingan bersama. Ibu Tri
sekalipun usianya sudah lebih dari 70 tahun, hampir selalu hadir dalam
bimbingan.
Ada
beberapa sikap yang menunjukkan beliau orang yang sangat baik. "Mas Fuad,
bila nanti ada perbedaan pendapat antara saya dan Promotor Utama, anda ikuti
saja pendapat beliau," ungkap beliau. Sebuah sikap yang menunjukkan
kerendahhatian. Orang baik selalu berendah hati.
Suatu
saat Ibu Tri minta agar bimbingan dilakukan di rumah beliau. Saat ada di
rumahnya, saya mendapat kabar bahwa secara mendadak beliau ada di luar rumah.
Beliau pesan agar saya masuk dalam rumah dan bersantai-santai di sana. Saya
catat orang baik adalah orang percaya kepada orang lain.
Sebagai
orang yang baik, Ibu Tri juga memberitahu saya kalau ada yang salah. Pada suatu
hari saya membuat janji dengan beliau di rumah beliau. Saya pikir tamu yang
baik ya bawa oleh-oleh. Saya bawa bakpia Yogya. "Saat periode bimbingan
gini baiknya mahasiswa tak bawa oleh-oleh. Ini agar tidak ditafsirkan
macam-macam. Kalau mau ngasih nanti saja setelah lulus, " ungkap beliau.
"Setelah hubungan pembimbing-mahasiswa selesai, berubah jadi hubungan
personal, dikasih pesawat pun saya terima." Saya paham orang baik adalah
orang yang meluruskan apa yang bengkok.
Di
bawah para pembimbing yang hebat, alhamdulillah saya dapat menyelesaikan studi
dengan sangat lancar. Ketika saya menunjukkan sedikit kekecewaan karena tidak
cumlaude (syarat cumlaude di Unpad min 3,8, saya dapat 3,78), beliau berbisik.
"Disertasi anda sangat bagus, dapat nilai terbaik." Orang yang baik
bisa membaca perasaaan orang lain dan menghiburnya.
Ringkas
cerita, senangnya bertemu dan bergaul dengan orang-orang terbaik. Semoga
kebaikan mengalir terus kepada penerus-penerus kebaikan. Menjadi amal baik bagi
mereka dan kita sebagai penerusnya.
Yogyakarta, 12
Januari 2017, 9:06 WIB
Keterangan :
DR. Fuad Nashori, S.Psi, M.Si, adalah alumni :
Nara sumber adalah sahabat baik pengelola website ini sejak SMP hingga SMA - SD/MI di Desa Mojoranu Kec.Sooko Kab.Mojokerto;
- SMP Islam Brawijaya - Kota Mojokerto;
- SMAN Sooko Mojokerto;
- Universitas Gajah Mada Yogyakarta ( S1 dan S2); dan
- Universitas Padjajaran Bandung ( S3)
0 comments :
Posting Komentar