![]() |
Gedung Bank Sampah "Kampoeng Limo" |
www.kemlagi.desa.id - Sekarang ini dibeberapa wilayah termasuk Desa Kemlagi Kec.Kemlagi Kab.Mojokerto, sampah merupakan masalah yang harus diselesaikan bersama antara pemerintah desa dan masyarakatnya. Tidak ada salahnya jika kita mencontoh atau mencari referensi. Kita selaku warga Desa Kemlagi berkewajiban untuk membangun desa kita ini menjadi lebih baik. Salah satu program yang sejak tahun 2016 diprogramkan oleh pemerintah desa bersama ibu-ibu PKK adalah membentuk bank sampah, tetapi kurang berjalan dengan baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, kita belajar dari satu desa di Kabupaten Pasuruan yang telah berhasil mewujudkan program bank sampah dan bahkan sudah bisa membangun gedung sendiri.
Yuk, Mengenal Lebih Dekat Bank Sampah 'Kampoeng Limo' Desa Pleret Pohjentrek
Program Bupati
Pasuruan satu Desa satu bank sampah, sudah banyak diwujudkan oleh Desa di
seluruh Kabupaten Pasuruan. Salah satunya adalah bank sampah milik warga RW 05
Desa Pleret Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan.
Bank sampah ini
lain dari pada yang lain, fisik bangunannya nampak mewah,belum lagi isinya,dua
kipas angin terpasang di dinding tembok. televisi LCD tarpajang pula didinding.komputer
mejeng diatas meja kerja serta etalase tempat memajang hasil karya warga dalam
mengolah daur ulang sampah.
Bangunan bank
sampah yang diberi nama "Gedung bank sampah kampoeng limo"ini
memiliki luas bangunan, 48 m2 (8mx6m) merupakan swadaya masyarakat plus, artinya pembebasan lahannya ditanggung warga sepenuhnya,sedangkan bangunannya dibantu
desa melalui dana desa.
Proses
pembebasan lahan ini cukup unik, dengan cara dilelang keseluruh warga RW 05. Dengan
harga 100 ribu permeter bisa dicicil setahun dengan total luas tanah 48 m2. Warga
antusias dengan membeli satu meter bahkan ada yang lebih.
Akhirnya pada
awal tahun 2016, tanah bisa dibebaskan alias jadi milik warga sepenuhnya. Dan
masuk pada tahap pembangunan fisik mendapat perhatian dari Kades Pleret, Agus Supriyono
dengan mengalokasikan Dana Desa/Alokasi Dana Desa, sebesar 66 juta rupiah.
Hanya memakan waktu sekitar satu bulan, berdirilah.
Terwujudnya
gedung bank sampah ini, juga tidak lepas dari perjuangan Soleh (47) selaku ketua
RW05 dan Agus Sopriono Kades Pleret .Awalnya Soleh resah dengan tumpukan sampah
yang menggunung dipinggir kali pada kisaran tahun 2013-2014. Terinspirasi lomba
kampung di Surabaya, yakni kampung Jambangan, yang mampu mengubah kampung kotor menjadi
kampung bersih nan asri.
Surveipun
dilakukan, bersama tokoh masyarakat dan kader PKK, berangkatlah ke Surabaya
belajar tentang resep bersih kampung ala kampung Jambangan. Resepnya tidak lain
adalah pengolahan sampah dengan bank sampah,merubah sampah menjadi sesuatu yang
bernilai ekonomis.
Sepulang dari
Surabaya, Soleh yang juga ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Pleret, mengumpulkan
warga RW 05, dan mempresentasikan pentingnya pengolahan sampah dengan konsep bank
sampah, hingga muncul gagasan membeli sebidang tanah secara swadaya, untuk
didirikan gedung bank sampah, hingga terwujudlah gedung bank sampah kampoeng
limo.
Pengolahan bank
sampah kampoeng limo dilakukan ibu-ibu PKK kampoeng limo. Mulai dari proses
pengumpulan sampah, pemilahan dan penjualannya. Kelompok PKK yang di pimpin ibu
Ivon,ini mampu menyadarkan warga untuk peduli terhadap kebersihan kampung untuk
aktif mengumpulkan sampah di rumah dan lingkungannya.
Hasilnya, semua
warga aktif menyetorkan sampah ke bank sampah ini, hingga menghasilkan pundi
pundi rupiah yang bisa dicairkan menjelang Lebaran Idul Fitri. "Tidak banyak
sih, tapi paling tidak mampu memotivasi warga untuk mencintai kebersihan lingkunganya", ujar
Ivon
Saat ini
kelompok PKK kampoeng limo sebagai pengelolah bank sampah juga dipercaya
mewakili Kecamatan Pohjentrek untuk mengikuti lomba Kawasan Rumah Pangan Lestari
tingkat Kabupaten Pasuruan. "Persiapan sudah 90% .mudah mudahan dengan
kekompakan kader PKK Kampoeng Limo ini mampu membawa tropi juara Desa Pohjentrek
ini," pungkas Ivon.
0 comments :
Posting Komentar